motor saya baruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!
Sunday 29 April 2012 - Filed under cerita cidodol residence
“fem, motormu baru???” tanya imel, kerabat saya, beberapa waktu lalu.
ia melihat kendaraan terparkir dengan sangat manisnya di depan rumah saya. yamaha mio. ia bertanya dengan begitu kencangnya, sebuah kesengajaan yang menggembirakan hati saya.
pekarangan depan saya kosong. tetumbuhan di depan rumah itu pun bukan milik saya, tetapi milik tetangga. si empunya pot dan tumbuhan itu rupanya lelah untuk mengguyur pup dan pipis kucingnya di pekarangan rumah saya. dus, dia menaruh empat pot disana. yah, strategi ini cukup berhasil untuk membuat kucing tak meriung lagi disana.
hanya saja, yang berkunjung bukan lagi kucing, tetapi tetangga yang memarkirkan kendaraannya di depan rumah saya. posisinya pun strategis: tempat yang eyup, alias rindang. celakanya, kalau ada kerabat-kerabat saya datang, mereka tak lagi punya ruang untuk meneduhkan kendaraannya di depan rumah saya.
sudah pasti, saya tak mengendarai yamaha mio.
tapi si empunya mio pun tak pernah bertegur sapa dengan saya, berbincang basa-basi. dia asal memarkirkan kendaraannya di depan rumah saya, lalu menghilang di kerumunan rumah-rumah yang makin ke dalam makin menyempit. pun saat saya ada, tak ada urat senyum di ujung bibirnya.
saya ingat persis, suatu pagi saya hendak pergi ke kantor, dan mendapati si empunya mio sedang jongkok di depan rumah saya, persis di tempat teduh yang sering dia gunakan untuk mermarkirkan kendaraannya. ia menyeruput kopi, dengan kerabatnya yang lain.
saya sudah bilang permisi, tapi ia tetap jongkok. saya bilang permisi, dan menegaskan bahwa saya butuh memutar kendaraan dan memanaskan kendaraan saya. ia tetap saja jongkok.
wong iki ncen ra iso di sanak.
ya sudah.
alhasil, setiap kali saya lihat mio itu ada di depan rumah saya, jadinya saya senang membuatnya susah keluar dari sana. meski ada space lain untuk kendaraan saya, saya memilih untuk menutup jalan keluar mio-nya.
pada dasarnya saya tak keberatan jika pekarangan saya digunakan oleh tetangga saya untuk memarkirkan kendaraannya. but be nice, please. be nice!
keramahan ini ditunjukkan oleh tetangga saya di sebelah rumah, persis di sebelah rumah. kawazakinya sering nongkrong di depan rumah, di tempat yang sama dengan si empunya mio memarkirkan kendaraannya. bedanya, keramahannya dan sifatnya yang nyanak membuat saya lega untuk memberikan ruang untuk kendaraannya.
2012-04-29 » Femi Adi