di meja di sudut cazbar kuningan, kami akhirnya membahak. ya, kami mentertawakan diri kami sendiri. paimun dan saya. sejak kuliah kami berteman, lalu saya ke jakarta untuk bekerja dan weekend di jogja untuk bertemu dengan teman-teman d jogja, hingga akhirnya dia juga memilih Jakarta untuk tempat melewatkan usia, nyatanya tak ada yang berubah dari kami: […]
Comments Off »
Read the rest
saya mengambil saputangan berwarna biru, dan membubuhkan namanya di bagian sudut kiri bawah. saya pun mulai meronce, bermodal print-out martha stewart craft inspiration yang saya unduh dari situsnya, tentang how-to-embroidery. perlahan, saya mulai mengikuti lagak langgam sulaman hasil print-out-an itu. dan bisa! saya mulai menggoreskan namanya dengan benang sulaman sungguhan, menimpa pulasan pensil tipis sebagai […]
Comments Off »
Read the rest
saya membungkus benang, jarum, gunting, kapur, meteran dan tali dari ‘toko konpeksi pare-pare’, tak jauh dari hunian saya. toko itu disesaki dengan gantungan benang, tali, spare part mesin jahit, dan masih banyak lagi. di lingkungan saya memang banyak konveksi, eh, konpeksi. toko itu juga acapkali saya lihat jamak disambangi orang-orang yang beli perkakas dalam jumlah […]
Comments Off »
Read the rest
namanya muncul kembali dalam situs jejaring sosial saya. sial, kenapa dia muncul kembali, setelah mengatakan, “ambil lah asuransi yang paling kecilllll aja preminya. ya, gua tahu lah gaji lo, gaji wartawan itu berapaaa … ” katanya. jantung saya rasanya berhenti berdetak usai mendengar ungkapan itu. tidak seharusnya dia melecehkan pekerjaan lain. kalau itu yang bilang […]
Comments Off »
Read the rest