telepon cinta
Thursday 26 May 2005 - Filed under cerita cinta + renanda
saya hampir putus asa memikirkannya. sungguh!
entah, sudah berapa belas, bahkan berapa puluh email saya tidak terbalas. e-card saya juga tidak ia respon. mentok-mentoknya, saya hanya tahu bahwa e-card saya terbaca olehnya. itu saja kabar dari si operator e-card. minggu (22/5/2005) lalu, saya mencoba menelponnya. tapi usaha ini selalu sia-sia. ini bukan yang pertama kali. kadang tak diangkat, kadang baru bilang, “moshimoshi …” lalu mati. malah, tidak jarang suara perempuan si mesin penjawab telepon yang mengangkatnya.
dasar nasib. tapi saya kan nggak boleh menyerah, sampai saya tahu apa alasannya berbuat seperti ini. pada titik inilah saya biasanya berdiri pada ‘berhenti berharap’ atau ‘terus berusaha’. hahahahaha … tapi saat itu, saya sungguh ada di ujung tanduk dan berpikir ulang mengenai dirinya.
kriingg …
handphone saya berbunyi. “hallo …” suara dari seberang. suaranya dekat, namun sulit saya kenali. sebentar … tapi aksennya saya tahu persis bahwa ini adalah suaranya!!! dan setelah saya pastikan, memang dia … hati saya membuncah nggak karuan. bulir air mata ini pun perlahan jatuh karena saking senangnya.
dan percakapan itu pun terjadi. “nggak tahu … seluruh jaringan internet di sini 2 bulan ini rusak …” ujarnya memberi alasan. yah, saya sih percaya saja. inilah yang membuat kami sulit untuk saling mengkontak, sulit bertegur sapa, sulit ber-say hi, sulit melemparkan virtual hugs …
dia bertanya, bagaimana kabar saya, bagaimana saya saat ini. dia bertanya, apakah saya jadi bersekolah di sana. dia bilang, dia akan senang sekali kalau saya ke sana. saya bilang saja, sulit untuk sekolah lagi di sana, karena G to G nya kayaknya nggak mendukung. lagian, kemampuan bahasa saya masih sangat terbatas. dalam hati saya berkata pada diri saya sendiri, saya pun akan ke sana untuk sekadar menuang rindu.
“sudah yah .. bye sayang … ” tutupnya dengan sedikit kagok. thanks thanks thanks.
yah, lelaki dengan pjamas kotak-kotak merah.
2005-05-26 » Femi Adi