Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

enaknya ‘bagaimana’?

Saturday 28 May 2005 - Filed under ragam cuatan

Seorang Suami datang ke Psikolog terkenal dan menjelaskan masalah hubungan Suami Istri ( Seks ) dalam keluarganya yang jarang sekali dilakukan. “Ok……, datanglah bersama isterimu kemari esok hari,” ujar psikolog tersebut.

Keesokan harinya, seperti yang diminta, suami-isteri datang menghadap. Untuk memperjelas duduk masalahnya, sang psikolog meminta sang isteri masuk ke dalam sementara suaminya menunggu di luar.

Psikolog: “Ibu tolong ceritakan masalah anda, sehingga hubungan Seks tidak pernah terjadi dalam keluarga Anda”.

Isteri: “Pak, bukan saya menolak, tetapi…..?”

Psikolog (dengan wibawa): “Tidak usah ragu, ceritakan saja dan saya akan dendengarkan……….” .

Isteri (sambil menarik nafas panjang): “Begini lho, pak. Kantor saya jauh dari rumah. Untuk ke sana ada banyak cara. Tetapi yang paling effisien adalah naik taksi. Kalau naik taksi saya juga bingung karena kadang saya tidak punya uang. Tetapi, meski tidak ada uang, saya bisa naik taksi. Sopirnya selalu fleksibel. Kalau sudah sampai kantor, Sopir taksi selalu bertanya – mau bayar atau ‘bagaimana’? Lha karena saya gak punya uang, saya pilih ‘bagaimana’ saja. Sampai di kantor tidak jarang saya terlambat. Karena itu, saya dipanggil sama atasan. Atasan saya selalu meminta saya memilih, dikeluarkan atau ‘bagaimana’…….., Lha karena saya butuh kerja, saya terpaksa memilih ‘bagaimana’. Dari kantor, karena sudah lelah dan ingin cepat-cepat pulang untuk istirahat, saya terpaksa sekali lagi menggunakan taksi. Hal yang sama berulang lagi. Karena saya tidak punya uang, sopir taksi meminta saya memilih — membayar atau ‘bagaimana’……….. Sekali lagi pak, tidak ada pilihan bagi saya. Saya memilih ‘bagaimana’ saja. Bapak bisa membayangkan bagaimana capeknya saya setiba di rumah. Dan itulah yang menyebabkan kondisi keluarga saya kurang harmonis.”

Psikolog (manggut-manggut): “Cukup pelik juga masalah ini. Saya sekarang mengerti duduk persoalannya. Kalau menurut ibu, apakah masalah ini perlu saya ceritakan kepada suami atau ‘bagaimana’ ? ” .

Catatan : Cerita ini bagusnya saya teruskan atau “bagaimana”?.

Tagged: » »

2005-05-28  »  Femi Adi