Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

wedding planner

Friday 2 September 2005 - Filed under ragam cuatan

“Kamu beli wedding planner, mau merit yaaaa???”

Whoops … tunggu dulu, sabar, tenaaaaang … Uh, repot juga kalau semuanya serba salah paham. Seminggu ini, sejak saya dikabari oleh sahabat saya, bahwa dia akan menikah, saya sudah mbanyaki cari buku wedding planner, semacam diary menjelang hari pernikahan. Dan semalam saya mendapatkannya, di toko buku kinokuniya di plasa senayan. Jadi, buku itu bukan buat saya. Saya belum mau merit.

Sayangnya, dia nggak mau ngerti juga bahwa saya bukanlah user dari buku itu. Tetap saja dia ngotot bahwa sayalah yang akan merit. Awwww …

“Pernah makan nasi padang, dengan sambel ijo yang pedes, sayur nangka yang nikmat, lalu lauknya rendang berukuran besar dan lezat, kemudian minumnya bukan es jeruk atau es teh manis, tapi susu hangatttt?” begitu tanya saya padanya. Dia menggeleng.

“Keduanya pas sebagai makanan dan minuman yang memang mesti tersaji dalam proses pengisian perut. Hanya saya, yang bikin nggak pas adalah isi dari makanannya yang dipadupadankan dengan minumannya. Seperti aku dengan si anu, atau dengan si anu lainnya, pas sebagai perempuan dan laki-laki yang ingin berbagi dan menghabiskan sisa hidup bersama. Hanya saja, ada aja yang nggak pas. Jadi, aku blum mau merit karena emang blum pas!” jawabku panjang lebar, berusaha mencari perumpamaan yang bisa ia mengerti dan nggak asal berkoar dengan heboh.

Dodol.

2005-09-02  »  femi adi soempeno