tidak jenuh menjadi wartawan?
Saturday 17 December 2005 - Filed under kubikel
mereka bosan.
saya menemukan selarik pesan di rumah maya saya, bahwa dia bosan bekerja. iya, dia yang kini bekerja sebagai copy writer di sebuah perusahaan advertising agency besar di indonesia. jenuh. tak ada ruang bernapas sejenak. “spertinya aku akan menyudahi bekerja di agency.memPHK kan diri karena aku makin tertekan. biasanya sih masih bisa teratasi, yg ini…benar2 membuatku ga nyaman,” begitu tuturnya di rumah maya saya.
di siang yang gerah, saya mendapati seorang teman lain yang juga sedang letih dengan pekerjaannya sebagai wartawan di sebuah majalah beroplah nasional. “jenuh aja,” alasannya pendek. kendati ia tak ingin menjauhi papan ketik, layar monitor dan alat perekam suara, ia sedang tak ingin memanggul rasa bosan.
rasa malas beranjak ke kantor saat jakarta sudah bermandi matahari pagi juga datang dari teman saya yang lain. setiap malam, ia datang dengan mengangkut seisi mejanya kerumah, dan paginya memindahkannya kembali ke kantor. “pengen resign, beban kerja lebih dari waktu dan tenagaku,” ujarnya pada saya.
kamu bagaimana femi?
saya? aduh, jangan tanya saya dong. benar saya bergaji tak sebesar teman-teman di kos-kosan saya. tapi saya masih bisa melunasi kartu kredit saya dan membeli oleh-oleh untuk ayah setiap pulang ke jogja. benar saya bekerja lebih dari 8 jam sehari tanpa tuntutan uang lembur. yah … itu sudah risiko pekerjaan wartawan. jika hanya mau bekerja 8 jam sehari saja, ya jangan jadi wartawan to. benar saya tak bisa menyingkirkan kertas-kertas di meja dan file-file sampah di komputer saya. itu artinya, saya hanya membutuhkan ruang yang lebih lebar untuk bisa menyimpan semuanya dengan baik. benar saya kurang tidur dan punya jam makan yang nggak teratur. aaah, itu hanya saya aja yang nggak disiplin mengatur waktu tidur dan waktu makan.
selebihnya? saya mencintai pekerjaan ini, lebih dari pekerjaan yang lain!
2005-12-17 » Femi Adi