Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

pak bu

Saturday 21 January 2006 - Filed under ragam cuatan

separuh hari saya saya habis kan di jalan, hari ini.

hari ini, saya punya agenda untuk menjumpai pak bu alias pak bukhori, teman kakak saya, esti, di Boston. ada titipan yang harus saya ambil darinya.

esti sering bercerita tentang pak bu ini. awalnya, saya menduga nama ‘bukhori’ itu merupakan sebuah nama dari seorang ibu-ibu yang mernama khori. hahahaha … aduh maab, ternyata keliru, itu adalah nama bapak-bapak yang bernama bukhori. jadinya, harus memanggil dengan pak bu alias pak bukhori …

“pak bu ini sering di ledek. saat aku, mita, melia yang sama-sama kuliah di boston lagi di perpus, kami pake notebook yang mungil. sebaliknya, notebook pak bu itu besar, 15 inch. makanya, kami sering meledek, pak bu ke kampus bawa PC!!!” cerita kakak saya soal pak bu.

pak bu bertolak ke boston 1,5 tahun yang lalu untuk menjumput Master-nya. anak sulungnya, Ira, yang kala itu berusia 2,5 tahun, konon tak mengijinkan pak bu pergi. ia pun ngambek. sedangkan anak bungsunya, saat itu masih berusia 2 bulan, sehingga tak tahu menahu soal kepergian ayahnya. “pak bu ini ayah yang tidak bertanggungjawab. meninggalkan istri anak-anaknya !!! hahahahahahaah,” gurau esti di rumah maya kami, dua malam yang lalu.

tak heran, saat pertama kali datang beberapa waktu lalu, anak pertamanya nggak mengenali pak bu. “seminggu pertama, Aal nggak kenal saya … lama-lama kenal juga!” kisahnya. aih, terpisah jarak ribuan mil, pak bu menjemput malam sendirian di negeri orang, memendam rindu yang sangat pada irama tawa si buah hati, selarik senyum dan sentuhan hangat belahan jiwa … pasti, disana tetap ada rangkaian doa yang tak putus untuk sebuah pertemuan yang indah.

dan pertemuan itu sudah terjadi. awal tahun ini. pak bu bertemu dengan bu bu, Ira dan Aal. Ira tak boleh lagi ngambek. ayah sudah pulang. Aal sudah bisa mengenali ayah kan? pipinya yang gembil … ih, rasanya saya ingin menggigitnya!

pak bu masih ingin bersembunyi dari kampus. “masih ingin istirahat,” ujarnya. tetntu kalimat itu sejatinya ingin menggantikan kalimat, “masih ingin main dengan si kecil dan melepas rindu dengan mamanya …”

setelah satu setengah tahun terpisah, saatnya bermain dengan si kecil. mengitari pekarangan. menyusuri terminal ledeng. berlari-lari kecil. bermain dalam rintik hujan yang jatuh. menikmati sore yang dingin, di bandung. pak bu, welcome home. …

Tagged: »

2006-01-21  »  femi adi soempeno