Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

revisi cetak biru

Monday 8 May 2006 - Filed under ragam cuatan

what a colorful life!

saya ingin merevisi cetak biru hidup saya.

tetapi dimulai dari mana ya? hidup ini kan saling bertali temali. memulai dari ujung di sebelah sana, mungkin nggak lebih baik bila dimulai dari ujung sebelah sini. hmm…

mungkin harus memulainya dari pekerjaan. well, saya sangat menyukai pekerjaan saya sebagai wartawan. meskipun pekerjaan ini sudah mencuri sebagian besar dari hidup saya tiga tahun belakangan ini, tetapi saya sangat menikmatinya. adakah pekerjaan yang lebih baik ketimbang menjadi wartawan? ayah selalu bilang, semua pekerjaan itu baik adanya. tinggal bagaimana kita mmperlakukan pekerjaan itu. apa jadinya kalau saya tidak menjadi wartawan? mm, mungkin saya menjadi penulis buku. mungkin juga menjadi editor. atau, saya menulis lepas untuk beberapa media. harusnya saya bisa melakukan ini. sembari menjadi wartawan, saya bisa membuang waktu untuk menulis dan membundelnya menjadi buku. menulis apa? aih, sejumlah pekerjaan besar bukannya sudah menanti? mau menunggu magang kok masih lama. load pekerjaan sama, dengan gaji yang sama, tetapi statusya berbeda. harusnya saya mengerenyitkan dahi untuk yang satu ini. berpikir ulang dan berpikir ulang.

apa lagi. ya. mmm, kemudian sekolah. heiyh, femi masih ingin sekolah? tentu. sebuah universitas udah menanti. tak mahal dan rasanya cukup bila diongkosi sendiri. reputasinya pun boleh diacungi jempol. guru-gurunya juga nggak kalah kendati produksi dalam negeri. kalau tidak disini, saya ingin sekolah di australia. yaicks … bukan untuk bersanding dengan mister watermelon. tetapi gaung ‘australia’ itu terus menggema di samping kuping saya. dalam dua tahun ini, saya harus sekolah. ini cita-cita kecil yang tak boleh diabaikan. ada banyak kompensasi dengan memiliki status yang lebih tinggi. setidaknya, tak ada satu anggota keluarga yang mencibiri keluarga kami. biar anak PKI, tetapi ssemangat jalan terus. hmmmh … semangat, ya semangat!

lalu saya harus bikin karya. berkat terbesar yang saya terima dari Dia adalah menulis. kenapa saya nggak bisa bikin satu buku pun di setiap tahun? hmmh, saya masih malas. saya masih enggan. saya masih berpikir. wah, pantesan aja novelnya kagak jadi-jadi. pantesan aja penelitiannya mandek di tengah jalan. pantes aja … ayo, terus semangat untuk menulis dan membikin sejarah buat diri sendiri. tapi, terkesan autis nggak ya? enggak kan ya … 2006 adalah tonggaknya!

bagaimana dengan menikah? ah, sementara kan ini program bukan untuk kejartayang. melirik si anu atau si anu, dia belum tantu mau dengan saya. hidup saya terlalu rumit untuk bersanding dengan orang lain. jangan-jangan, hidup akan menjadi semakin rumit setelah menikah. jadi, nanti-nanti deh menikahnya. sementara ini, saya bisa berpegang pada ucapan mas boni beberapa waktu lalu. “Gini aja, mungkin itu fakta kalau saat ini memang belum punya pacar atau apa istilahnya. Tapi, jangan sampai hal itu kemudian menghantui hidup kamu. Tidak adil rasanya, kalau-kalau  hidupmu terganggu hanya karena pertanyaan satu itu. Kamu masih punya tugas kemanusiaan lagi, misalnya nemenin bapak, nunggu mbak esti dulu, memapankan pekerjaan, dll.” …

juga dengan keuangan yang morat-marit. hallah, sebenernya saya bisa mengatur. hanya saja kalau ada cash di tangan, rasanya gatal untuk menghabiskannya. hahahhaha … memberesi beberapa tagihan, dan harus segera mulai dengan hidup baru. saya juga nggak boleh kebanyakan belanja wine. ;) ) malu bila dilihat orang, tagihan kok hanya dari satu toko saja, yaitu toko wine. hallah …

jangan lupa untuk olahraga dan memulai hidup sehat. tentu saja, menjadi langsing itu bukan tujuan saya. kalau toh ada yang menerima saya apa adanya saya, biasanya saya malah lebih giat untuk hidup lebih sehat. mmm, mengurangi makan yang nggak penting, dan juga olahraga. masih ingat dengan empat tahun lalu? empat tahun lalu, punya pacar, rajin olahraga, makan makanan yang sehat dan bergizi. tapi, apa perlu punya pacar dulu untuk bisa olahraga dan memilai hidup sehat?

rasanya itu revisi cetak biru hidup saya. saatnya memulai!

Tagged: »

2006-05-08  »  femi adi soempeno