“I feel better … awakku kroso enteng …”
Thursday 25 May 2006 - Filed under cerita bumijo
sore kemarin, saya sempat cemas.
soalnya, ayah merasa jantungnya berdegup lebih kencang ketimbang biasanya. catatan terakhir menunjukkan, tensi ayah 150-70. suster bilang, yang atas terlalu tinggi. tapi rasa panik saya belum hilang. sontak rasa kantuk yang mampir beberapa menit sebelumnya, hilang. saya masih terus bertanya pada suster yang datang lagi untuk memasang termometer di ketiak ayah.
pada suster yang sedang memeriksa bilik sebelah, saya juga bertanya terus. juga, pada suster yang tengah membuang kencing pasien di kamar ayah, saya nggak berhenti bertanya. “sus, kok detak jantung ayah kenceng banget? kok lebih cepat dari biasanya? kok …. ” dan 1001 kok-kok yang lain. kalau mereka sebal dengan kepanikan saya, saya nggak peduli. raut ayah juga murung sesiangan.
lalu oksigen dipasang. ayah bilang, nggak berasa. hingga akhirnya waktu kunjung tiba. satu per satu kerabat menjenguk. kemudian suster menghitung detak jantung ayah. dia bilang 84 per menit, dan itu normal. lalu degup jantung bapak perlahan surut seiring dengan teman-teman yang datang.
hmmhm, mungkin benar kata mas toti, jantung ayah bekerja lebih keras saat melihat suster-suster yang cantik. memang, mereka berseliweran terus di ruang pasien. dan suster yang paling buruk wajahnya itu sedang tak tampak. iya, mungkin itu sebabnya.
saya senang melihat kantong yang menjulur ke bawah. kantong itu adalah pembuangan dari selang yang disedot dari lambung babe. warnanya hitam. sesekali, menggelembung. kalau sudah menggelembung dan seperti mau meledak, harus segera dibuang. baunya nggak enak. saya sempat mencium aromanya saat bapak muntah. nggak enak banget. seperti coca cola yang kadaluarsa itu.
dan pagi ini saya menemukan selang ayah yang lebih bersih. tetapi saya nggak yakin ayah sudah bersih banget. nanti seperti kemarinnn … dilihat dari selang sudah bersih, lalu selang di copot, dan ayah muntah lagi.
makanya, sampai hari ini ayah masih terus puasa. pada dokter sri (dokter kandungan yang temennya mas yanto dan kadang menengok ayah), ayah protes, “dokter, aku wes mbayar larang, ning kok ora dikei pangan ki piye … malah dikon poso … ” hahaha …
dua hari ini memang ayah tidak boleh minum air putih. sama sekali puasa. di mejanya, ada tulisan ‘PUASA’.
baru kemarin sore dokter membolehkan ayah minum. tapi sedikit2 aja, 4 sendok dalam 1 jam. bapak yang semula mensugesti bahwa air aqua lebih baik ketimbang air dari riumah sakit yang diambil dari ledeng dan mengandung tawas, kini mulai berubah. “bapak nek ngombe seko banyu runah sakit ae, sopo ngerti kuwi tambane. kowe rasah tuku aqua …” weh … dan bapak giat minum karena kerongkongan terasa kering walau nggak berasa haus. hampir setiap jam, bapak minum. semalam, bapak sudah ngabani, “aku saben jam meh ngguggah kowe, bapak meh mimik …”
nah, untuk mewujudkan itu, agak kesulitan soalnya kalau malam karena saya tidur di bawah dan jauh dari bed ayah yang tinggi. ayah minta diambilkan penggaris panjang di rumah kecil di rumah, yang biasa buat ayah mengajar. tapi repot juga kalau malam2 harus mencari penggaris yang saya sendiri nggak tahu bentuknya dan panjangnya. sedangkan ayah bilang, “garisane nang … nek ra kleru nang omah cilik …” wah, kalau sudah pakai kalimat “nek ra kleru …” itu artinya perut saya akan mengeras karena susah menemukan barang-barang yang primpen disimpen ayah.
maka, sebagai gantinya, saya memilih membawa teken/tongkat bapak yang dulu dibeli sama mbak yayuk di mirota. hahahahaha … saya selalu ingat dengan cerita esti yang ayah pura-pura berjalan tertatih dengan teken, kemudian begitu dipanggil esti, langsung lari ngibrit dan lupa bahwa ia tengah berjalan dengan teken. hallah … hahahahaha …
dan pagi tadi saya dibangunkan ayah jam 4 pagi dengan teken itu. useful, kan? setidaknya, bukan buat jalan, tetapi buat mbangunkan anaknya yang kalo tidur kayak kebo.
tapi pagi tadi setelah minum, bapak kemudian punya niat kecil, “sesuk bapak nek mlaku meh nganggo teken …” hallah … wong jalannya yo masih jejeg, dan bugar, kok ya pake teken …
hmmh … ayah nggak kecil hati dengan dubur buatannya. “sesuk nek bapak lagi sembayangan, mlaku dhewe nang gowongan, terus ono begal, bapak wis duwe senjata. iki, kantong isi pup-e bapak … mengko gari diuncalke wae karo begal-e …” hahahaha …
imajinasi itu cukup menghiburnya. dan pada setiap kerabat yang datang dan bertanya dimana bapak mengeluarkan pup besok, bapak kemudian bercerita tentang imajinasinya itu.
pagi tadi sebelum saya pulang, ayah bilang begini, “I feel better … awakku kroso enteng …” hehe … syukurlah. jadi inget laginya james brown yang i feel good itu.
I feel good, I knew that I would, now
I feel good, I knew that I would, now
So good, so good, I got youWhoa! I feel nice, like sugar and spice
I feel nice, like sugar and spice
So nice, so nice, I got you
2006-05-25 » femi adi soempeno