ngiler tengkleng
Friday 13 October 2006 - Filed under friends from heaven + kegemaran + kuliner
makan? jelas saya jagonya!
mestinya semalam saya melaju dengan sekawanan makhluk-makhluk berperut lapar untuk menyerbu kawasan TB Simatupang. yups. kami hendak berburu tengkleng.
tapi rencana bubar. satu per satu dari sekawanan itu mengundurkan diri. selain jalanan macet, ada yang liputan, ada juga yang belum pulang. yang kebih kocak lagi, ada yang lagi main drama satu babak. hallah … “lha dia ngajakin syuting film india dulu!” tunjuk aan pada febi, calon istrinya.
aduh aduh aduh aduh …
repotnya sih berjejalin. wong bentar lagi mau nikah aja mesti pake berantem dan nangis bombay segala. kan saya jadi salah tingkah sendirian. mau masuk kamar, kok lagi ada yang rekonsiliasi. mau ke kamarnya mas adi, cuman ada mas kumis. mau makan keluar, dompetnya di kamar. aduh …
terus, bagaimana dong tengklengnya?
makanan khas solo berbumbu komplit ini urung diampirkan ke perut. dus, tak ada olahan cengkeh, kayu manis, kapulaga, klabet, tulang iga kambing dan dagung, sere, jeruk purut, asam jawa, santan, cabe bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, merica, jinten, jahe, kunyit, dan lengkuas yang masuk perut. masa sih saya harus masukin semua bumbu itu ke perut mentah2 dan di dalam perut tersulap menjadi tengkleng …
sudah sudah sudah sudah …
bukan masalah tengklengnya kok. yang menjadi masalah adalah saya lapar dan tak bisa makan karena tak ada sepserpun di kantong. eh … sebentar sebentar. di kantong rupanya terselip Rp 15 ribu.
lumayan, sebagai ganti tengkleng, lele dan dua iris tahu plus tempe, bisa mengganjal.
ayo rukun, daripada nangis bombay begitu, lebih baik nangisin tengkleng yang urung dimakan kan? hahaha …
2006-10-13 » femi adi soempeno