Ayam gorengnya menyusul
Tuesday 9 January 2007 - Filed under cerita bumijo
Semalam ayah mengunjungi saya.
Acara balas-berkunjung ini belakangan sering terjadi, antara saya, ayah dan ibu. Bulan lalu, ayah juga mengunjungi si bungsu. Ayah datang usai membersi sepetak kebun di halaman belakang kamar mandi. Kemudian, tak lama, ayah dan ibu mengunjungi si bungsu lagi. keduanya keheranan melihat saya lari terbirit-birit mengejar kereta yang hendak mengangkut saya ke jakarta.
Semalam saya mengunjungi saya. Ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke arisan ika pradeka. Arisan itu adalah reriungan kecil ayah bersama dengan teman-teman SMP-nya di Jogja. ayah mengenakan batik merah-cokelat lengan panjang. Di sana, saya bertemu dengan bu ibrahim, juga dengan yang lainnya. Lokasi reuni itu ada di kawasan … saya tak yakin persis, tetapi bisa jadi tak jauh dari pantai. Saat ayah tengah arisan, saya berada tak jauh dari tempat ayah meriung bersama teman-temannya. Saya duduk melingkar bersama orang-orang muda yang saya tak banyak kenal. Hanya, saya bertemu dengan danang disana. Iya, danang. Danang. Danang. Lelaki yang selalu datang dengan mawar putih itu.
Usai arisan, ayah dan saya menuju kedai makanan dan oleh-oleh. Konon, ada ayam goreng yang lezat yang dijual agak jauh dari tempat arisan ayah maupun tempat saya bercengkerama dengan nanang. Maka, saya melajukan kendaraan saya. awalnya, ayah bersikeras, di dekat tempat arisan ayah juga ada ayam goreng yang enak. Tetapi saya juga ngotot ingin mengajak ayah untuk mencicipi ayam goreng yang jauh lebih enak.
Dan … saat tengah antri dua porsi ayam goreng, saya terjaga.
rupanya ayah ingin ayam goreng. nanti ya, nanti setiba di Jogja saya carikan ayam goreng suharti atau bu tini kesukaan ayah. tunggu femi di rumah, ayah. femi masih di jakarta. nanti, ayam gorengnyamenyusul setiba si bungsu di jogja. femi akan datang dengan satu porsi ayam goreng untuk ayah. ibu …. mau juga enggak?
2007-01-09 » femi adi soempeno