tukang tambal hati
Monday 15 January 2007 - Filed under cerita cinta + renanda
agaknya si pemilik hidup tahu persis bagaimana menambal hati ini.
satu episode merah jambu sudah usai. dia sudah membangkrutkan hati saya. haha … bahkan menangis untuk dia pun kini tidak bisa lagi. rasanya, bulir bening ini enggan menetes lagi. sesuai rekomendasi abang, sudahi saja. maka, saya menyudahinya. bukan hanya karena rekomendasi abang saja, tetapi juga karena rekomendasi dari si pemilik hidup. mmm … Dia sudah mengatur segala sesuatunya menjadi apik, tertata, berimbang, selaras. persisnya: pas. maka, layar episode biru sudah saya kembangkan.
episode lawas yang kembali menyeruak adalah undangan kawinan. mmmh … bukan undangan sih persisnya, tetapi hanya pemberitahuan pernikahan. sudah dekat. iya,sudah dekat. sebentar lagi. iya, sebentar lagi lelaki tambun yang panahnya belum juga dia ambil dari hati saya akan duduk bersisian dengan seorang perempuan. eh, sayangnya perempuan itu bukan saya, melainkan dia. mmm … semoga bahagia.
layaknya ikon patah hati, genap sudah hati saya terbelah bergerigi. mm … seperti diiris dengan gergaji. jadi, bentuknya tak rata. atau barangkali seperti dibelah begitu saja. patah tanpa bentuk yang sama satu dengan lainnya. atau … seperti dibanting. berkeping-keping. tak berbekas. harus dironce lagi satu per satu seperti puzzle.
hai! kemarin malam saya telepon kamu, tapi nggak diangkat. bulan lima ini saya mau ke indonesia. bisa ketemu? bye …
si pemilik hidup memang tukang tambal hati yang paling top markotop, alias top banget. si pemilik hidup memang tak pernah membiarkan perempuan muda ini melarut dalam episode biru terus menerus, bertubi-tubi, berurutan … yang kemudian membuat tenaganya terpacu untuk menulis dan terus menulis dan tak berhenti menulis karena patah hati. dus, selarik pesan pendek masuk dalam kotak pesan saya.
lelaki itu. iya, lelaki itu.
lelaki berpjamas seperti … teddy bear! iya, lelaki berpjamas kotak-kotak merah. dulu, kedatangannya saban ujung minggu membuat lengkung bibir saya naik ke atas, kemudian terbahak bersama, memikirkan hal-hal serius nan tak penting, mereka-reka peruntungan bila hidup di indonesia, membincangkan cetak biru masa depan, memamerkan biskuit dan susu putih, …
lelaki berpjamas kotak-kotak merah, saya tunggu!
dear tukang tambal hati, terima kasih!
2007-01-15 » Femi Adi
7 February 2007 @ 2:08 pm
[...] yang terhimpun hanya melalui udara. seperti kamis kemarin. lelaki berpjamas kotak-kotak datang. suara hangatnya menipiskan jarak antara kami. matahari bundar sudah hilang. berganti [...]