soulmate
Thursday 5 July 2007 - Filed under kubikel
saya ingat betul, bagaimana rasanya menulis soal reksadana, obligasi, saham, dll.
sebuah malam di pojok kubikel, saya menghabiskan malam di depan komputer dan laptop. dua hari berikutnya adalah deadline untuk edisi khusus investasi soal keranjang-kranjang investasi. perut saya mual. rasanya mau muntah. saya stress dengan istilah yang tidak saya pahami dan tidak saya mengerti.
dan saya kemudian memilih untuk ‘merenungi’ setumpuk berkas yang saya cetak, dan juga link-link mengenai investasi. saya tak mampu mencernanya. saya stress dan sepanjang malam menekuri toilet kantor.
itu bukan hanya sekali saja terjadi. edisi akhir tahun, kejadian yang sama terulang lagi. saya stress. bahkan, saya sudah mencoba menghibur diri dengan makan seporsi noodle dengan daging pork … tapi ternyata tidak membantu!
saya tidak senang. tetapi saya tidak bisa memilih. saya harus melaluinya.
saat ini, saya masih terus berusaha memaksakan diri untuk mengunyah sebuket kata-kata dan istilah ekonomi yang sangat pelik bagi saya. angka, fakta, figures, apapun namanya … tak juga tertancap di benak saya. oooooo tolongin saya doong …
saya lebih suka menulis soal perusahaan anu yang bakal membangkrut.
saya lebih suka menulis soal bisnis ayam dan pakan ternak.
saya lebih suka …
tapi saya tidak bisa bilang pada chief editor saya bahwa saya suka ini dan saya tidak suka itu. saya harus mengunyah semuanya.
image courtesy: bloomberg
2007-07-05 » femi adi soempeno
8 July 2007 @ 3:19 pm
suka atau tidak suka hanyalah sebuah perspektif. bisa diubah dari yang tak suka menjadi suka.
bila tidak suka, mengapa tak membuat koran sendiri. koran suka-suka.
bukanlah selalu ada pilihan. atau memang memilih tidak memilih.
suka atau tidak suka. pembaca yang menentukan. bukan kamu, editor atau pun pemegang jabatan.
13 July 2007 @ 9:10 am
bisa kontak frank ttg menulis saham, obligasi, grafik2 yg ga tau apa artinya…heehe
welt.de