maaf, saya harus mengatakan tidak
Thursday 13 December 2007 - Filed under friends from heaven + kegemaran + kubikel
saya tahu, Tuhan selalu punya rencana yang indah buat saya.
semuanya sudah saya sadari sejak bibir atas ayah dan ibu tertarik keatas. mereka tersenyum saat tahu saya harus keluar dari sekolah di muntilan. “semuanya nanti pasti ada hikmahnya,” katanya. dan benar. rencana-rencana atau hikmah itu menyembul belakangan. agaknya, mereka bersembunyi hingga saatnya tiba. hingga saya menggumam sendiri, “o, ini ya rencana Dia.”
sekolah di Jogja, saya jadi punya kesempatan menabung lebih banyak tulisan di Gema. lebih dari sekadar mengkliping tulisan tiap minggu, saya boleh mencuri ilmu dari mas AWD, yusran pare, yupratomo dan masih banyak lagi. ini adalah celengan yang kemudian saya tukar dengan tiket emas kuliah di atmajaya: gratis. iya. tulisan ini yang membikin saya bisa mengenakan jubah almamater kuning kalem atmajaya.
kampus ini yang juga menyurung saya bekerja dan mengeruk sedalam mungkin pengalaman sebagai mahasiswa: kuliah, kerja paruh waktu, mulai membangun jaringan, berantem, mencemati pekerjaan wartawan, membikin buku, berjejaring dengan teman-teman. hingga saya mendamparkan diri di kantor ini.
pun ibu yang tak pernah berhenti berdoa dan tak putus-putusnya memecut semangat. juga esti yang menjadi ‘ibu baru’ di keluarga saat usia saya mengancik 21 tahun. sokongan ayah yang membikin langkah kaki tak terhenti di jogja. perburuan pengalaman berlanjut ke ibukota.
perjumpaan dengan begitu banyak teman baru dan kekagetan kota baru membikin saya menggebuk diri sendiri. terus bersemangat. hey, ini pekerjaan yang saya impikan. bolak-balik jakarta-jogja-jakarta. merawat ayah. meramu buku. plesiran ke jerman. hingga membikin sejumlah kompromi dengan esti yang terpisah jauh dan saling hidup sebatang kara.
tetap saja, ada yang mencibir apa yang saya dapatkan. iya. kalian mencibiri saya. kenapa? hey, tak tahukan bahwa ini adalah rencana Dia?
tak henti-hentinya saya berhenti bersyukur. saya belum cukup beruntung mendapatkan tiket gratis ke amerika atau inggris untuk merealisasikan mimpi: sekolah. kelulusan magang yang lebih cepat dari yang saya duga, kebaikan orang-orang di sekeliling saya, sokongan teman-teman baik dan kerabat dekat, kesempatan liburan ke eropa, perjumpaan kecil dengan teman-teman di belahan dunia lain, adalah juga rencanaNya.
tapi, cibiran itu tetap membuntuti saya. mungkin cemburu. mungkin rasa tidak suka. mungkin merasa kalian lebih mampu. mungkin merasa kalian yang lebih pantas. tapi, ini kan juga karena Dia. humh. kenapa kalian tidak bisa bersyukur atas apa yang kalian dapatkan dari Dia. Dia juga punya rencana buat kalian. rencanaNya untuk saya dan kalian itu tidak sama.
saya menulis di halaman putih. mencetaknya. melipatnya. memasukkannya dalam amplop dan menutupnya rapat-rapat. saya mencemplungkannya dalam kotak surat berwarna oranye di pinggir jalan. humm. mereka meminta saya untuk menulis dan mencatat kalian. tapi maaf, saya lebih tahu kalian daripada mereka. dan saya katakan: tidak.
2007-12-13 » femi adi soempeno
28 December 2007 @ 4:38 pm
Upsss!! Tulisan yang luar biasa. Tapi, nama saya kok dibawa-bawa, mBak Fem? Btw, ya Tuhan pasti selalu punya rencana atas Femi, atas saya, atas semua orang. Hanya saja, seringkali kita tidak menyadarinya, kita sering terlalu angkuh untuk tidak mengakui bahwa apa yang terjadi adalah rencana dan kehendakNYA.
Salam.
31 December 2007 @ 1:45 am
# mas yusran
ya ampun, mas yusran ngeblog!!