merencanakan perjumpaan
Thursday 20 December 2007 - Filed under cerita cinta + kegemaran + pit-pitan + renanda
sejak kemarin jakarta basah. hati saya juga basah.
bukan, bukan. saya tak sedang sedih. sebaliknya, saya sedang bergembira. tak bisa manyun, kecuali sedang serius merampungkan tulisan sebelum deadline tiba. tak bisa mrengut, kecuali saat tali putih pucat sleeping bag terlilit di roda kursi di kubikel ini. tak bisa mengerenyitkan dahi, kecuali saat mengetahui narasumber sudah kabur untuk plesiran. saya tak sedang sedih. saya sedang bergembira.
kalau hujan tahu, tentu ia akan semakin rapat mengucurkan airnya dari langit. membasahi hari saya. mencoba menghitung hari. membasahi hati saya. menghitung mundur sebuah perjumpaan kecil. hujan akan membiarkan hari dan hati saya adem. meski pucat di langit, tapi dingin. barangkali, sedikit lembab.
saya memeluki setiap orang yang saya temui. saya menarik bibir saya keatas. ceria. iya, saya gembira. seminggu lagi. ummmm … sepuluh hari lagi, reriungan itu terjadi. semoga. saya bercerita pada beberapa orang. saya mengurus surat cuti. saya menjelajah ke ruang maya untuk mencari kursi agar bisa terbang dengan si burung besi. saya memeluki setiap orang yang saya temui.
saya gembira. lebih dari sekadar gembira, saya bahagia.
“kamu tanggal 3-4 januari ada dimana? kalau ada waktu, mau main ke padang? aku mungkin sudah ada di padang,” katanya dalam surat elektronik yang ia kirimkan, saat butiran air merintik membasahi dedaunan di halaman depan. haiyh. dia pulang! lelaki dengan pjamas kotak-kotak merah itu akan datang.
saya nyaris tak pernah mengharapkannya pulang. putus asa. iya, capek berharap. letih menyandarkan keinginan untuk berjumpa. ah, nanti juga pulang. “aku nggak berani janji bisa pulang. nanti aku bilang mau pulang, tapi ternyata nggak bisa pulang lagi seperti dulu,” katanya, beberapa waktu lalu. iya, iya. januari yang basah, agaknya ia memenuhi janjinya untuk pulang.
januari nanti, tabungan rindu empat tahun ini akan kami pecah.
saya bingung menyiapkan perjumpaan kecil nanti. merapikan cuilan-cuilan hati yang berserak di dalam koper di atas lemari. belakangan, saya rajin menyiraminya. dengan gelak tawa. dengan sunggingan senyum. dengan harap-harap cemas. dengan kerenyit di dahi. dengan sesak tangis. dengan kerinduan yang kian membuncah. hujan juga membantu saya menyirami cuilan hati ini. BB membantu saya menyuburkan tanaman cinta ini.
sejak semalam, saya menjumput hati yang tersimpan di koper selama empat tahun. segepok surat, kartu pos, kado ulang tahun, hadiah tahun baru, cerita-cerita kangen, bualan tak penting, cerita remeh-temeh. mereka masih utuh. sebagian lain saya temukan di kotak yang saya titipkan pada epoy. sebagian lain saya simpan di kotak hitam di locker kantor. ah, ada dia dimana-mana.
saya mencoba memasukkan csl dalam koper merah. saya menghitung pakaian yang akan saya kenakan. cardigan oranye. cardigan hitam. tank top abu-abu. kalung batu. gelang cokelat. mengepaskan sandal yang akan saya pakai. teva. etienne aigner. memilih celana yang akan saya angkut. celana pendek krem. celana panjang hitam. celana tujuh per delapan hitam. menghitung perkakas yang akan saya bawa. csl. ipod. laptop. tape recorder-notes-pulpen-kartu nama. aih. femi kecentilan!
tetep. saya tak akan me-mark up saya. saya mau berjumpa apa adanya saya.
femi yang menyimpan segepok kenangan. femi yang mengangkut sekardus tabungan rindu. femi yang tak takut tersesat di halaman cinta yang baru. femi yang bersedia menggotong koper besar untuk perjumpaan yang sebentar. femi yang mengayuh sepeda dengan segenap keriangan. femi yang agak bawel dan sering memunculkan pertanyaan tolol. femi yang tak pernah bermimpi untuk langsing. femi yang takut tak bahagia. femi yang menjadi cuek dengan surat-surat elektronik di BB, musik di kuping dan buku di tangan. femi yang mudah menangis. femi yang tak takut saat bola raksasa melarut dalam gelap. femi yang senang menarikan jemari diatas keyboard. femi yang senang melibas rerintikan hujan.
dan femi yang menabung rindu dan menunggu empat tahun untuk perjumpaan kecil ini. lihat, celengan ini sungguh-sungguh sudah penuh. matahari juga sudah menyembul, kemudian bersembunyi sebentar, lalu berganti dengan hujan, dan langit menggelap untuk menunggu fajar yang basah. waktu sudah berputar. empat tahun.
Semoga cinta bisa dipahami dengan sebuah reriungan kecil, meski singkat. saling berbagi hati. berbagi mimpi. berbagi harapan. berbagi rencana hidup.
Tuhan, jadikan perjumpaan kecil ini nyata.
2007-12-20 » Femi Adi
23 December 2007 @ 5:26 am
Selamat Natal Fem, semoga Tuhan berkenan menjadikan segalanya Indah tepat pada waktuNya… termasuk juga perjuampaan kecilmu..
23 December 2007 @ 9:01 am
Aroma cinta menguar di udara …
24 December 2007 @ 12:54 pm
hohoho.. lagi berkeliling bintang rupanya..