telepon cinta
Saturday 19 January 2008 - Filed under cerita bumijo + cerita cinta + friends from heaven + renanda
rasanya lama sekali menunggu jam 7 malam. sabtu, 19 januari 2007.
langit biru kian menggelap. jarum jam yang panjang juga sudah berputar terus ke kanan, dan terus ke kanan. tetapi jarum jam yang pendek tak juga menuju pada angka tujuh. perbincangan dengan teman-teman juga kian adem. earphone iPod sudah dipasang. michael bubble, lee ryan, keith martin, james blunt bahkan sudah menemani saya menghabiskan sore. tapi jam 7 tak kunjung datang. huwks.
si batang rambutan.
aih, sejak kemarin siang dengan gurauan soal sekeranjang rambutan cinta membuat saya ingin segera berbincang dengannya. tentang rasa rindu. tentang tabungan kangen hingga bulan sembilan. tentang eloprogo. tentang energi yang tak ada habisnya. tentang … banyak hal!
saya melayangkan sapaan cinta untuknya. saya memejamkan mata. berharap jam 7 segera datang.
mandi! aha … tak berjumpa dengannya tak apa. menyingsingkan anak rambut sejenak. mendengarkan suaranya. mungkin nanti butuh satu atau dua jam. rasanya, perlu juga mandi. menyiramkan butiran bening air eloprogo. wangi! segar! dia tak membaui tak apa. tapi angin akan mengabarkan bau wangi tubuh ini hingga ribuan mil jauhnya. iya, lewat angan. lewat rasa. lewat cinta.
aih. kegemaran berkecipak dengan air nyatanya membuat saya betah berlama-lama di kamar mandi.
hingga saya tahu saya terlambat menelponnya. saya menjumpai sapaan cinta darinya. “lagi ngapain hun?” duh, maaf. lagi mandi. sibuk berdandan. sibuk berkemas. agar cantik. agar segar. agar wangi.
“moshi-moshi, bisa bicara dengan batang rambutan?” sapa saya. dan di seberang sana, si pemilik pjamas kotak-kotak merah tertawa renyah. perdebatan dan ‘pertengkaran kecil’ soal rambutan cinta pun muncul kembali.
saya senang mendengar suaranya. saya jadi lebih mudah tertawa. saya jadi lebih mudah riang. saya jadi lebih menjadi diri saya sendiri. sampai-sampai si pemilik pjamas kotak-kotak merah itu bertanya, “kamu ada apa sih, kok ceria banget?” humh. haduh. tak tahukah kamu bahwa tabungan kangen selama seminggu ini terpecah sudah. hutang ungkapan, “aku kangen!” lunas sudah. tapi hanya seminggu. iya, hanya seminggu. besok, bikin tabungan kangen lagi. bikin hutang ungkapan kangen lagi.
keceriaan saban hari ini menjadi kian berlipat saat mendengar suaranya. iya, mendengar suaranya sepertinya jarak ribuan kilometer menjadi tak berarti. teknologi dan kemajuan jaman memangkas segala sesuatu yang berjarak ini (terimakasih, teknologi!) dan energi untuk ceria ini menjadi terlihat semakin ‘keterlaluan’: ceria bangeeeeetttt … keith martin bilang dalam lagunya because of you. “”…you bring life to everything I do … ”
dan kami berbincang. bertukar tutur.
tentang rambutan yang menjejali perut saya. tentang asupan energi darinya. tentang ‘perkawinan’ saya dengan steve. tentang chris dan kisah cintanya yang serupa. tentang cinta anak SMP. tentang bekas pacar. tentang mimpi besok pagi. tentang kegombalan-kegombalan yang tak ada habisnya. tentang keinginan bermanja terus menerus padanya. tentang sandaran harap. tentang lagu dandgut. tentang manis-manja group. tentang aneka ria safari. tentang semesta yang mendukung kami. tentang cinta yang katanya buta. tentang buku secret. tentang buku anak-anak dengan tokoh yang bernama yuki. tentang skenario perjumpaan tempo hari. juga, tentang muntahan yang tak ada hentinya, “aku sayang sama kamu hun …”
tahu tidak rasanya seperti apa? seperti jatuh cinta yang tak ada habisnya!
saya berdiri persis di pinggir sungai elo. sembari memulas malam yang gelap. dengan nyamuk dan goyangan ilalang yang mencandai kaki saya yang telanjang. saya menyimak setiap getaran suaranya. semoga rasa jatuh-cinta-yang-tak-ada-habisnya ini sungguh-sungguh tak akan pernah habis. biar saja seperti ini. jatuh cinta dengannya. setiap saat. setiap hari. pada laki-laki dengan pjamas kotak-kotak merah. pada sosoknya yang hangat.
sindrom batuk-batuk di udara malam yang dingin tak lagi saya hiraukan. saya bahagia. gelitikan batuk-batuk ini tak boleh mengganggu kebahagiaan saya. maaf batuk, minggir sebentar ya. biarkan saya menikmati gigitan gelap dengan buncah bahagia yang amat sangat.
rasanya dia tidak berada di ribuan kilometer jauhnya. sepertinya dia hanya ada di seberang sungai elo saja. iya. dia menjadi dekat, dan sangat dekat. dengan tawanya yang kemripik. dengan suara seriusnya yang bersahaja. dalam hitungan detik, secuil pertanyaan muncul. mengagetkan. mengejutkan. “masih mau jadi istriku?”
44:12. terputus. 52:40. terputus. 1:00. terputus. 37:19. terputus. total telepon cinta kami 3 jam 27 menit. tak bisa ya waktu berhenti sebentar. sebentar saja. membiarkan kami mengumbar rindu. tidak, tidak, kami tidak membuang waktu selama 3 jam 27 menit. kami justru membuat waktu hampir tiga setengah jam itu menjadi sangat berharga. sangat berharga.
episode telepon cinta masih akan berlanjut. besok sabtu. sabtu depan. sabtu depannya. sabtu depannya … dan terus.
“because of you my life has changed, thank you for the love and the joy you bring … because of you I feel no same i’ll tell the world just because of you ” kata keith martin.
(ps: i love you hun)
courtesy image: bloomberg
2008-01-19 » femi adi soempeno
25 January 2008 @ 7:22 am
ehm… mesra sekaliy, jeng
29 January 2008 @ 2:58 pm
cieh…
cieh…
and
cieh….
6 February 2008 @ 7:33 am
ihiii…..
cicicuit….
mbak pacarnya di mana to??