Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

patah di dalam

Sunday 3 August 2008 - Filed under cerita bumijo + friends from heaven

dingin menggiggit.

ah, jogja selalu begini, belakangan ini. musim panas selalu menyisakan dingin yang amat sangat. juga, sembribit alias berangin dingin. dan jaket merah tak juga mampu mengunci rasa atis. tetap saja, dingin. susupan angin ini yang buru-buru membikin saya ingin bersegera masuk ke dalam. menghangatkan tubuh dibawah selimut hangat.

dan… klek. kunci berputar begitu saja.

shoot. anak kunci ini patah di dalam. ah, bagaimana bisa masuk? sementara, rumah inti tetap saja terkunci dari dalam kendati saya masuk dari pintu belakang.

ah, mulai panas. mulai hangat. panik, cemas, gelisah. ketiganya membikin rasa dingin itu tiba-tiba hilang. yang ada, rasa hangat mengaliri tubuh. saya tahu, saya tak bisa masuk ke dalam rumah.

“mas, badhe sambatan. mbok nyuwun tulung mbuka lawang omah kula …” kata saya, pada tetangga yang masih meriung di warung bu koyo.

pak rt. tangannya lebih mungil sehingga bisa nyelip di jendela pintu belakang.

ah, terima kasih. leganya bisa masuk ke rumah. buru-buru, saya mencuci kaki dan meneggelamkan tubuh di bawah selimut.

Tagged: » »

2008-08-03  »  Femi Adi

Talkback

  1. ansella
    6 August 2008 @ 3:11 pm

    Jeng, kemaren baru mampir di Jogja, siang memang panas tapi angin malamnya lumayan dingin ya walaupun tak seadem di bogor ^^