Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

makam tak berbunga

Friday 3 October 2008 - Filed under cerita bumijo + plesiran

langkah saya terpaku di pelataran makam keluarga besar.

saya terdiam. pemandangan didepan mata sungguh membikin saya mendadak sedih. olala. tidak ada bunga di satu kijing pun. tidak di kijing simbah putri dan kakung, juga simbah buyut putri dan kakung. apalagi di makam ayah dan ibu saya. tidak ada.

sementara, daun bambu yang mengering, berjatuhan dan berserakan tak juga membikin makam luas ini menjadi sedikit sumringah di hari lebaran. owsh.

kemana mereka. iringan keluarga yang dulu hangat, berjalan berbaris dari rumah simbah buyut ke makam. ada yang membawa sapu lidi. ada yang membawa ember, ada yang membawa lap. ada yang membawa bunga. seiring kehangatan yang memudar, tradisi ini pun juga beranjak sirna.

tidak ada bunga di makam keluarga kami.

“semuanya datang kok, kemarin rombongan ke makam,” kata lik ban, simbah cilik saya. owh, rupanya semuanya sudah datang. tapi, mengapa bunganya mengering sekali.

di sebelah ujung, ada kijing dengan bunga yang mulai mengering. jelas, itu guyuran bunga dua atau tiga hari lalu. sementara ini adalah bunga yang mengering, sebulan lalu. iya, sebulan lalu.

mengapa tidak ada bunga di makam keluarga kami, sementara iringan itu masih ada, meski tak lagi menghangat.

pada ibu saya bilang, masa kecil adalah masa terindah untuk menyambangi makam keluarga begini. semuanya masih akur. hangat. beriringan dengan riuhnya sebagai keluarga besar yang masih utuh. kami mengembangi makam simbah kakung dan simbah buyut kakung, juga kerabat dekat. bahkan, aturan mengembangi dari sisi sebelah kanan makam pun masih ketat diatur oleh ibu. di ujung perjumpaan, kami berfoto keluarga bersama.

saya tahu kenapa tak ada bunga di makam keluarga kami. karena keluarga besar kami sudah tercerai-berai. keluarha besar kami tak lagi akur dan hangat.

 

ps: rupanya Si Pemilik Hidup tahu persis tak ada bunga di makam keluarga besar kami. gerai toko bunga tak menyediakan mawar buket seperti yang biasa saya bungkus untuk ayah dan ibu saya. makanya, saya harus menggantinya dengan bunga tabur, sehingga bisa menaburi makam keluarga dengan bunga yang saya angkut dari pasar. aih, Tuhan, kehendakMu sungguh agung. terima kasih.

Tagged: » » » »

2008-10-03  »  Femi Adi

Talkback x 2

  1. Yenny
    20 October 2008 @ 11:42 am

    Mbak Fem, aku suka banget ama gaya tutur bahasa blog mbak… Udah lama saya sering mampir ke rumah mbak yang adem ini tapi baru sekarang berani ngetok pintu…hehhe…Lam kenal ya…

  2. femi
    20 October 2008 @ 6:46 pm

    weh, diketok atuh. kayaknya rumah ini ada pintunya kok. kecuali, kalo pengganti pintu itu korden. bukan diketok, tapi disibak. *halah*