alergi bawang
Friday 19 December 2008 - Filed under kubikel + kuliner
saya tak pernah ‘bermasalah’ dengan makanan apapun.
dari bentuk tubuh saya, pastilah terlihat betapa saya menikmati setiap suap yang saya cecap. mulai dari sayur mayur berkuah maupun berkecap, juga daging-dagingan yang hidup di peternakan maupun kolam dan laut. apapun itu, pokoknya oke sajalah.
nah, salah satu menu sarapan kegemaran saya adalah ketupat sayur.
biasanya saya angkut dari warung ketupat sayur dari sebelah kantor. cukup kondang, ketupat sayur haji mahmud. kalau mau cari ketupat sayur separo harga, ya ketupat sayur di depan pm bensin di kemandoran. sedap.
celakanya, pagi hari di warung ketupat sebelah kantor, gorengan bawang sangat tajam menyengat. padahal, saya paling suka mencermati gayungan yang mengayun menciduk kuah soto betawi, dan cara si empok mengiris ketupat. duh, lantjar djaja deh pokoknya. hasilnya, keluar dari warung ketupat sayur itu, kemeja saya sarat dengan bau bawang goreng! gosh …
ini bukan hanya pertama kali terjadi, tapi bahkan sudah dua kali. owh!
hasilnya, saya buru-buru mencuci kemeja di wastafel kantor dan menjemurnya di koridor sebelah. lumayan, dua jam juga kering meski banyak yang tahu bahwa saya sedang mencuci dan mengeringkan kemeja. hiks.
sejak itu, bau tajam bawang selalu seperti menempel di ujung hidung setiap kali beberapa tetangga kubikel membungkus bubur ayam, atau mi ayam. duh. duh. duh. sampai-sampai saya meminta alex, tetangga kubikel saya, untuk sarapan di ruangan sebelah. *thx lex*
mendadak, saya alergi bau bawang. untungnya, saya tidak alergi ketupat sayur.
Tags: bawang, makanan, ketupat sayur, sarapan, kubikel, kantor
2008-12-19 » Femi Adi
24 December 2008 @ 7:42 am
saya alergi bawang putih mentah mbak..setiap kali memesan lotek di Moses, saya selalu tak berpesan jangan pake bawang putih dan selalu dianggap “aneh” oleh si penjual.. dan jika si penjual alpha mencoret bawang putih pad aracikannya saya tengorakan saya tiba2 meradang..anda masih beruntung hanya alergi pada bau-nya..