Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

piknik keluarga ke dufan

Saturday 20 December 2008 - Filed under friends from heaven + pal224 + plesiran + weekend escape

hari ini ada acara piknik keluarga ke dufan.

duh, sejak pagi sudah malas-malasan mau bepergian. ada yang mendadak bad mood, juga karena hujan mulai membikin bumi ini membasah. wah. rasanya sabtu pagi yang adem mendadak berantakan. belum lagi, koneksi internet saya cukup memble sehingga tak semua berita tertendang dengan sempurna.

saya tahu persis, harus gembira hari ini. harus riang. harus ceria. nyatanya, menjaga spirit kegembiraan ini tak mudah. yah, delapan orang, dengan delapan nyawa yang berbeda.

yuhuuuu ... selamat datang di dunia fantasi

yuhuuuu ... selamat datang di dunia fantasi

perjalanan cukup mulus meski harus berhenti sejenak dan mengambil kembali tiket yang ketinggalan di rumah palmerah. *witaaaaaaaaaaaaaaa* tak lama, si burung biru langsungmelesatkan kami di jalanan mulusdi tol slipi, dan keluar di tol ancol. sedap. sepanjang perjalanan, epoy mengeluarkan makanan yang cukup banyak. *so thanks, poy!*

kami bergembira. yah, entah yang lain. setidaknya saya gembira. saya juga bisa melihat buncah keriangan itu mencuat dari setiap gelak tawa dari teman-teman semua. wita, wena, dama, dina, epoy, melly dan anne.

kami menjajal mainan yang bisa kami tumpangi. ontang-anting, pontang-pontang, arung jeram, niagara-gara, rumah miring, carrousel, bianglala … kami harus menjerit saat memang butuh menjerit.

di ontang-anting, terutama, mainan yang pertama yang membikin kami harus menjerit karena seperti terlempar ke semak-semak pohon mangga. wualah … dan tiba-tiba “wwwwwwuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu … ” kami juga harus nge-wuu-in operator di ontang-anting karena mendadak listrik mati dan kami nyaris tak bisa terlempar ke pohon mangga. pemecutnya sih epoy yang memulai dengan wuu-annya yang sumbang.

saya menikmati kegembiraan ini. yah, sabtu yang menyenangkan.

memburu mangga dari pucuk pohon tertinggi

memburu mangga dari pucuk pohon tertinggi

termasuk ketika saya seperti hendak terlempar ke semak-semak pohon mangga. untung bukan sedang musim mangga. nggak kebayang kalau ada mangga disana. bukannya terlempar, tapi sengaja melemparkan diri untuk menyabet mangga dari pohonnya. wyacks!

tapi ontang-anting masih kalah seru dengan pontang-pontang. rasanya seperti terlempar, terbanting, terhempas dan terinjak dalam tempo yang cukup cepat. owh, shoot! epoy dan saya tak bisa berhenti ketawa melihat ekspresi wajah dina yang seperti terancam. juga, wena yang seperti menyesal menikmati tarian mesin ini.

saya menyukai permainan ini. dan, saya harus mengacungkan jempol tangan saya pada operator yang lantas membuat kami boleh menambah frekuensi goyangan secara cuma-cuma. “mau lagi?” tanyanya. jelas, dengan penuh pengharapan, saya berteriak paling lantang bersama epoy, “mauuuuuuuuuuu!!!!”

pontang-pontang, mau lagi? mau doooong ...

pontang-pontang, mau lagi? mau doooong ...

sayangnya, dama harus undur diri dari arena pontang-pontang nan menggembirakan ini. capek antri, barangkali. padahal, pembicaraan dengan ditemani lemper dan roti kacang ini cukup seru. siapa lagi kalau bukan membincangkan baginda ratu-nya anne, dengan pak polisi andalannya itu, tentunya. sudah berganti topik, eeeh, kembali juga membicarakan baginda ratu. mulai dari ban motor yang minta ganti, hingga orderan renovasi pada mandor yang membawa serta semua tukangnya.

salah satu permainan yang tak lupa kami jajal adalah carrousel. mm … tidak menyentil adrenalin sih. tapi cukuplah untuk mengenang masa kecil di pasar malam. yaitu, naik kuda-kudaan yang dipatok dengan tiang hingga ke langit-langit. entah, saya selalu meyukai permainan ini. apalagi, jika malam sudah menghampiri dan si carrousel mulai memamerkan sinar terangnya. waaah … rasanya saya tak ingin tumbuh besar dan dewasa …

senangnya naik kuda!

senangnya naik kuda!

saya ingat ayah dan ibu, yang selalu sabar menanti di pinggir dan siap dengan lambaian tangannya. seperti artis, saya juga selalu melambaikan tangan saya. bukan hanya pada ayah dan ibu, tapi juga pada siapapun yang ada di pinggiran carrousel. tadi, sama saja. saya melambai pada teman-teman yang menanti di pinggiran.

rasanya seperti di hamparan tanah lapang yang tandus. menghentakkan kuda dalam sekali jejakaan, dan kuda akan naik turun mengusung tubuh saya mengelilingi daratan yang kering kerontang. lihat wajah si kuda cokelat yang saya tungganggi. seperti kehausan. seperti meminta pertolongan. “beraaaat … ” begitu mungkin batinnya. weeeh …

berbasah-basah, saya memilih arung jeram saja. ogah naik niagara-gara yang mensyaratkan antrian yang begitu panjang. lima dari kami cukup menikmati cipratan dari gelondongan kayu di sepanjang rel niagara-gara. anne, weni, dina, melly dan dama. hasilnya? buasah! serunya!!! tapi, saya memilih memotret saja.

sesudahnya, bermain arung jeram. semua ikut, semua puas. bahkan, sampai dua kali!

cihuy! saya nggak begitu basah!

cihuy! saya nggak begitu basah!

tapi, saya cukup bisa mengakali kebasahan yang sudah saya perkirakan sebelumnya. jadinya, niat mengenakan celana warna terang harus saya urungkan. dus, saya pakai celana warga gelap. saya juga bawa jas hujan. bukan hanya untuk menangkal hujan, tapi kebasahan selama main arung jeram ini.selebihnya, dry sack untuk mengantongi semua perkakas saya.

lucunya, semua basah. yah, tetap basah. anne dan dama yang paling kuyub. sudah begitu, masih mau nambah untuk yang kedua kalinya, pulak! waaah …muantabs surantabs bener nih.

dama, wita dan melly harus beli celana anyar gara-gara celana luar tak bisa menopang pantat untuk tetap bisa menghangat. ketimbang masuk angin, ya mengalah untuk membungkus celana pendek senilai IDR 42.500 per unit. saya, memilih mengenakan celana saya. hitam, basah pun tak tampak.

epoy dan dina memilih untuk pulang terlebih dulu. tak apa. keriangan sudah terekam sepanjang siang.

I love giant wheel!

I love giant wheel!

dan kami menyempatkan diri menikmati bianglala setelah sempat tertunda lantaran operator ogah menjalankan bianglala karena hujan! huuuuuu … menurutnya, giant wheel itu akan tak bisa dikendalikan dalam kondisi yang basah. maklum, harus mengadu rem antara karet dan lempengan besi untuk bisa berhenti dengan sempurna. nah, saat musim hujan, ketimbang nggak bisa jalan, ya tidak usah dilajukan.

pfuih. capeknya!

tapi saya gembira. bahkan, saya masih bersemangat saat harus berjalan menanjak menuju rumah sewa di palmerah 224. rasanya menyenangkan. enteng. riang. penuh kegaduhan sepanjang hari.

hah. semoga ada kegembiraan lain dari palmerah. lain waktu. lain hari. lain tempat. love you all, sist!

Tagged: » » » » »

2008-12-20  »  Femi Adi