nge-rawon dengkul di rawon nguling
Saturday 29 August 2009 - Filed under kuliner + plesiran + weekend escape
pintunya hanya terbuka ciut. ya, warung rawon nguling, malang, jawa timur.
bahkan, sebuah korden menutupi bagian meja yang kemungkinan terisi dan memamerkan geliat srupat-sruput makanan terlezat di warung ini. bisa dimaklumi, ini adalah bulan puasa. “nyoba rawon tutup dengkul, fem!” kata nino, sembari menunjuk larik menu bagian atas.
paling atas dari deretan menu rawon, tertulis rawon tutup dengkul; dengan font hijau mencolok, ketimbang menu rawon lain yang membaris dibawahnya. saya segera mengiyakan. rawon memang masakan khas jawa timur dengan kluwek sebagai penyangga rasa masakan ini. kuah hitam beraroma khas, gurih dan serba-sapi menjadi ujung tombak olahan ini. selebihnya, tauge dan sambal sebagai penghiburnya.
rawon nguling, warung rawon yang legendaris dari desa tongas sejak tahun 1942; antara pasuruan dan probolinggo. siapa yang menolak mencicipi rawonnya? tujuh dasawarsa telah mengubahnya dari ‘warung lumayan’ menjadi ‘rawon nguling’. warung yang debut perdanananya dimulai oleh mbah karyorejo, kini diteruskan oleh generasi ke-tiga lah.
“tapi porsinya besar lho fem,” tegas nino. iya, iya. tak masyalah. bukankah kita punya tiga perut disini?
dan rawon yang disukai maestro affandi itu datang. ciduk-ciduk-ciduk. saya mulai menyeruput kuahnya. tingkat ketepatan gurihnya cukup bagus. ciduk-ciduk-ciduk. kemana dagingnya ya?
nino dan eny menggelak. duh, ternyata ini dengkul sapi. owh! pantas namanya rawon tutup dengkul.
irisan tutup dengkulnya cukup besar dengan lemak yang tak terlalu tebal. digigit pun terasa lembut, tanpa perlawanan yang berarti dari semangkok besar rawon nan nyamleng itu. hanya saja, saya belum siap untuk menantang dengkul yang duduk dengan antengnya di mangkok besar itu.
saya harus kembali ke sini lagi. bukan, bukan di warung nguling jakarta; tetapi warung nguling di malang, tentu saja, dengan eny dan nino.
2009-08-29 » Femi Adi