Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

meminggir, menyingkir

Tuesday 12 January 2010 - Filed under kubikel

engga ada yang dimanipulasi lo.

ada begitu banyak alasan mengapa kolega saya di pabrik kata-kata ini menyingkir dari bilik mungil tempat saya berindung saat ini.

barangkali karena saya, tetapi juga barangkali karena yang lain. ya, kemungkinannya sangat banyak. yang lain itu, adalah soal remeh temeh namun terasa esensial. yaitu perkara bangku.

mejanya terlalu tinggi, sehingga lelah untuk menumpangkan tangan diatas meja, mengetik dan sulit menjadi produktif. hummh. baiklah. tapi memori ini kemudian membongkar tiga meja yang sudah saya cicipi enam tahun terakhir. meja dengan kubikel yang besar, meja seperti meja pak camat, dan meja yang disebut-sebut ‘terlalu tinggi’ ini.

sial. saya berharap bisa mendapatkan meja saya kembali. kubikel nan hangat di sudut ruangan. empat tahun meriung di kubikel yang hangat, dan saya harus mengusung semua perkakas saya untuk pindah ke meja yang seperti meja pak camat. banyak laci di kanan kiri. tidak modern. tidak stylish. tidak besar. meja dengan kaca besar. gosh.

setahun mengangkangi meja pak camat, saya harus mengangkutnya lagi, pindah ke meja yang lebih mungil. bukan kubikel. hanya meja seperti di warnet. saya harus menumpukkan semua perkakas dalam satu locker memanjang persis di belakang meja warnet ini. dan believe it or not, enam setengah tahun memburuh di pabrik kata-kata ini, baru kemarin segelas air menggerojok papan kunci secara tidak sengaja.

dan saya berani bertaruh, saya akan berada di sini untuk-entah-berapa-tahun ke depan. karena perkara lainnya adalah si empunya kubikel-kubikel enggan kehilangan kubikelnya. hummh. oke. tidak apa.

meja warnet ini mungil, dan terlalu mungil untuk femi yang terlalu banyak menyimpan perkakas dan gemar menggudangkan perabotan diatas meja.

berpindah-pindah, mengusung-ngusung dengan sedikit kemarahan dan menggudangkan sejumlah pertanyaan. barangkali itu yang tidak pernah mereka pikirkan dan mereka bayangkan. dan saya melakukannya.

terimakasih. its another life lesson.

Tagged: » » » »

2010-01-12  »  Femi Adi