telepon cinta di hari raya
Friday 10 September 2010 - Filed under cerita cinta
saya mendengarnya lagi di pagi ini, pagi ketika semua orang sibuk berhari raya; kecuali saya.
ya, telepon cinta itu datang lagi dari lelaki dengan pjamas kotak-kotak merah. “halo? duuh … masih tidur ya?” sapanya setelah mendengar suara serak pagi saya. sontak, tubuh lunglai dan malas saya langsung menegak. saya bangun, dan duduk.
kami berbincang seperti biasa. yang sedikit membedakan adalah adanya tambahan perbincangan soal maaf-memaafkan. maklum, hari ini adalah hari raya.
“maaf lahir batin ya, maaf kalau aku banyak bikin salah sama kamu …” kata saya, kalem. psst, maklum, sambil mengumpulkan nyawa pagi.
“iya, maaf lahir batin juga. maafin aku kalau banyak salah, khilaf …” katanya.
dan saya pun langsung menyambar dengan semangat empat lima. “jelas … jelas banget kamu banyak salah dan banyak khilaf … bener banget dah pokoknya, salah kamu banyak! khilaf kamu juga banyak!”
dan kami menggelak.
lelaki dengan pjamas kotak-kotak merah itu hapal betul femi adi soempeno yang langsung menyalak bila diberi umpan yang seksi. contohnya, ya kalimat maafnya yang kalem itu. dan dalam telepon-telepon cinta sebelum-sebelumnya, lelaki dengan pjamas kotak-kotak merah itu sering lalai menakar umpan untuk femi adi soempeno. selalu saja seksi. terang saja, bikin saya selalu ingin menyalak dibuatnya.
dan saya bersyukur, relasi yang begitu jauhnya ini tak membikin kami menimbun amarah dan curiga. sebaliknya, melahirkan keterbukaan, da menciptakan kejujuran antara kami. dus, yang lahir adalah gelak tawa diantara kerinduan yang tengah kami tumpuk.
“ya sudah, tidur lagi sana …” katanya, sebelum menutup telepon cinta.
ah, saya berharap ia menemani tidur pagi saya kali ini.
2010-09-10 » Femi Adi