sambel pecel cap kalkun
Monday 4 July 2011 - Filed under cerita bumijo + cerita cidodol residence
Keluarga saya begitu menyukai ‘sambel pecel cap kalkun untuk gado-gado.
Merek ini begitu legendaries di keluarga saya. Kalau bukan kalkun, sepertinya racikan gado-gado tidak lagi mantap. Inilah yang terus membenak hingga saat ini; kalau masak gado-gado, bumbu pecelnya harus cap kalkun.
Ibu membelinya di dalam pasar kranggan. Ada satu lapak yang sudah menjadi langganan ibu untuk membeli sambel pecel ini. saat ini, saya sendiri tak ingat persis dimana warung langganan ibu di dalam pasar.
Saya sempat berselingkuh dengan mengganti bumbu pecel itu dengan bumbu-tak-bermerek dari sebuah warung pecel khas Surabaya. Ya, itu home-made bumbu pecel. Hanya saja, saya tetap membeli bumbu pecel cap kalkun.
Seperti kemarin, saat esti dan saya memutuskan untuk membikin gado-gado, esti langsung membongkar harta karunnya dan menjumput satu bungkus bumbu pecel: cap kalkun.
I wish you were here with us, mom.
“kamu ga pernah beli kalkun ya?” tanya esti, sesaat sebelum mengolah gado-gado.
saya menggeleng, menegaskan bahwa saya selalu membeli ayam, sapi, atau babi. “dimana cari kalkun disini?” seloroh saya.
sesaat, saya dan esti terdiam.
kami menggelak sesudahnya. rupanya esti membincangkan bumbu pecel kalkun, bukan daging kalkun.
2011-07-04 » Femi Adi