disorientasi sop buntut
Wednesday 24 September 2008 - Filed under cerita bumijo + kegemaran + kuliner
Dari kejauhan, kakak saya mentertawakan saya. Sialan.
Awalnya adalah godaan buntut sapi di superindo. Sepertinya menakjubkan membikin sop buntut di rumah. Bumbunya? Beli saja yang instan. Bamboe menyediakan bumbu oxtail soup. Dan saya mengangkut beberapa irisan buntut sapi. Sedap!
Tapi, olala, ternyata sedang tidak tersedia bumbu instan Bamboe untuk sop buntut. Kalau begitu, barangkali bisa diganti rawon saja. isinya, ya buntut sapi ini. selain buntut, saya mengangkut daging sapi untuk dibikin kaldu.
Sampai di rumah, karena tidak makan nasi, ya saya mengiris dua gelundung kentang. Ada empat irisan daging berukuran sedang, dan juga buntut sapi. Bumbu saya masukkan dalam panci dengan kuah kaldu. Plus irisan kentang. Plus daging dan buntut. Plus telur kampung rebus.
Hasilnya? Duh, entah, sop buntut bukan, rawon juga bukan. Merem sebentar, rasa kuahnya adalan rawon dengan komposisi bumbu dan air yang tidak seimbang. Terang saja, asin mendominasi kuah rawon. Sementara, daging dan buntut serta telur rebus nya baik-baik saja.
Tidak lagi ah. Sop buntut harus untuk sop buntut, bukan untuk rawon begini. Sungguh disorientasi sop buntut!
2008-09-24 » Femi Adi
30 September 2008 @ 1:10 pm
sangat disayangkan saat sapi2 itu mengetahui bahwa buntut2 mereka hilang dan sudah ada di perutmu…
dear sapi tanpa buntut, hope you can grow it once more. buat kepet2 daerah belakang je…