im not a coffee lover, im a pizza lover
Saturday 23 October 2004 - Filed under isu indonesia + kuliner
bagaimana kalau ngopi saja?
aku inget bener, pepatah turki pernah menggambarkan kopi seperti ini: black as hell, strong as death, sweet as love. waks!
aku eneg banget dengan kopi, actually. kemarin aku menjajal-merasai kopi dari satu kedai ke kedai lainnya. masing-masing kedai punya kelezatannya sendiri, terutama untuk house blend nya. ada yang mencampurnya dengan sangat nikmat, ada juga yang justru bikin mual. puncaknya ada pada hari minggu malam, aku mampir ke java nuts coffee and pastry, disana aku pesan coffeeco, yang merupakan campuran coklat dan kopi. aku sruput sedikit. enak, nikmat. tapi aku hanya bisa meneguk sedikit saja. aku eneg, hunting kopi dari hari kamis, setiap hari datang ke kedai kopi, minum kopi.
dulunya, ga ada cofee shop yang asik di jogja. satu-satunya menikmati kopi yang enak adalah di alun-alun kota, dengan lesehan, berteduh di tenda-tenda plastik. gila juga persebaran kopi ya, dari arab ke balkan, eropa tengah, afrika utara, spanyol, hingga jogja. hehehe … tapi seingetku (barangkali bisa dicek lagi) kedai kopi pertama kali di dunia ialah di turki, tahun 1475 dengan nama Kiva Han. wuah …
tapi kini minum kopi adalah gaya hidup. lebih dari itu, sebenernya kedai kopi itu ada untuk mencari ruang, dimana bisa ngobrol bebas. kalau menurut habermas sih, hadirnya kedai kopi itu juga untuk mendesak perubahan. di kedai-kedai kopi, percakapan dan konstruksi verbal dunia publik lebih bisa dihidupkan.
sayangnya, yang kemudian berkembang di publik ialah wacana konsumtif, bukan wacana logis akan perubahan-perubahan yang ada di masyarakat. logika kapitalisme mendorong kedai kopi sebagai sebuah etalase pamer kemakmuran masyarakat urban dunia ketiga yang terjebak dalam pola hidup konsumtif. tapi mungkin ini kemudian menjadi prasyarat agar disebut sebagai ‘manusia modern’.
but, aku eneg banget liat kopi hari ini. im not a coffee lover, hun. im a pizza lover.
2004-10-23 » Femi Adi