Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

menu favorit: rawon dan kolak

Sunday 25 January 2004 - Filed under cerita bumijo + kegemaran + kuliner

minggu lalu, saya dan ayah bertandang ke sebuah kedai yang asik. tidak ada nama kedai yang dipasang di kedai ini, hanya tulisan “rujak cingur’ kecil saja yang menggantung di plafon teras. meja dan kursi ada di dalam rumah, malah mirip bukan warung atau resto, tapi seperti numpang makan di rumah orang. sepertinya ruang tamu si empunya rumah disulap menjadi tempat makan dengan 3 meja besar yang memenuhi ruangan.

lokasi kedai ini ada di Jalan Gayam Yogyakarta. persisnya, diseberang Radio Geronimo. menunya masakan jawa timuran. masakan andalannya rawon dan rujak cingur. sluurrp … kami menge-gong-i masakan sedap itu dengan semangkok kolak yang rasanya sangat nikmat.

“dulu ayah dan ibu kalau pacaran sering kesini,” kata ayah saat pertama kami menyambangi warung itu. saya mencoba mengingat kapan ayah pacaran. hmmm … sekitar tahun 1975-1976. wah, tentunya kedai yang satu ini sudah melegenda. buktinya, hingga generasi saya pun kedai sederhana ini masih bertahan.

menunya memang sangat terbatas. tapi semuanya nikmat. saya nggak suka rujak cingur, rasanya mual saja kalau lihat bentuknya yang acakadut. tapi menurut ayah saya, masakan tersebut lezatnya bukan main! maklum, lidah ayah lidah surabaya, yang tentunya nggak bakal mereject masakan seeprti ini. tapi saya? wah, sayangnya lidah saya sudah diracuni pizza dan french fries sehingga banyak milihnya kalau urusan memamah biak.

di kedai itu, saya lebih suka menu rawon. kuahnya segar, dengan warna hitam pekat yang menggoda. dengan daging sapi yang dipotong berbentuk dadu, makanan ini disajikan dalam sebuah mangkuk kecil. dulu saya berpikir lauk ini bakalan kurang dengan porsi nasi yang segunung. tapi begitu sudah masuk ke perut, ternyata daging maupun kuahnya masih bersisa lho, alias buanyak banget ternyata!

rasa rawon yang mampir di lidah saya enggak malu-malu. bumbunya pas dan disajikan dengan irisan mentimun, sejumput taoge sesendok sambal. tak lupa, dua lembar krupuk udang berukuran tanggung juga wajib dimakan.

ayah saya juga sampai megap-megap kekenyangan kalau makan rujak cingur. menu kami berdua tak pernah berubah jika menyambangi kedai ini. selalu saja, saya pesan rawon dan ayah pesan rujak cingur. menu sama yang kami minati bersama adalah kolak. wuih … ditanggung ngiler lihat kolaknya! pisangnya tampak bukan pisang asal-asalan yang kadang kalau di tempat lain berwarna kuning kehitaman. ini bener-bener kuning mengkilap, sungguh menggoda mata. irisan pisangnya tebal, agaknya yang jual enggak pelit. kolang-kalingnya berwarna putih dan empuk. dengan santan plus takaran manis yang pas, dijamin kolak ini bakal nagih!

sluuurrp …

Tagged: » » » »

2004-01-25  »  Femi Adi

  • Browse in category: cerita bumijo - kegemaran - kuliner -