penitinya habis
Wednesday 22 October 2008 - Filed under friends from heaven + produk + ragam cuatan
celana jeans saya selalu kembali ke lemari, selalu, tanpa peniti.
ah, kemana simbok menyingkirkan peniti saya. enam peniti yang selalu tercantol di bawah pergelangan kaki celana jeans selalu tak pernah muncul. padahal, peniti ini selalu saya butuhkan esok, ketika menggunakan celana jeans ini kembali.
biasanya saya membungkus satu atau dua bundel peniti di kereta api dalam perjalanan ke jogja dari jakarta. harganya cukup murah, Rp 1.000 per bundel. setiap satu bundel, berisi sedikitnya tiga lusin peniti.
si abang penjual peniti selalu melemparkan peniti ke meja kecil di sisi jendela. kalau meja itu penuh, ya dilemparkan di pangkuan orang-orang. abang penjual peniti ini akan memberikan dari ujung pintu ke ujung lainnya. selebihnya, akan kembali untuk menariknya, atau kalau-kalau ada yang mau menukarnya dengan lembaran ribuan.
si abang ini rupanya cukup praktis memilih barang jualan. ada yang memilih jualan air mineral. hanya saja, air mineral bervolume sehingga berat untuk dijinjing sepanjang gerbong kereta. apalagi, pembeli banyak yang memilih air mineral dingin. dus, si abang penjual air mineral harus membawa serta balokan es batu. ada juga yang memilih menjual sabuk. sabuk ini harus dililitkan di leher untuk memudahkan membawanya. maklum, bentuknya kecil memanjang. sesekali, tersampir di pundak si abang sabuk.
tetapi tidak peniti ini.
si abang peniti kadang membawanya dengan bungkusan tas plastik saja. kadang, juga dengan kardus kecil. sesekali, juga dengan tas pinggang. aih, ringkasnya!
hanya saja, membutuhkan kecermatan dan kehati-hatian. agar tautan peniti tidak terbuka sehingga membelit peniti lain dan mencoblos kulit.
bagaimana kalau saya jualan peniti saja ya?
celakanya, belakangan saya tak pulang ke jogja. dus, dengan tak disertakannya peniti bersama dengan celana jeans saya, artinya saya kehabisan peniti! owh. shoot.
2008-10-22 » Femi Adi
26 October 2008 @ 5:22 pm
belom ketemu juga, fem, penitinya? aku punya tuhhh di kosan. gak sampe berlusin-lusin sih…soalnya sering ketlingsut juga :p
27 October 2008 @ 6:14 pm
Fem, tuku nang mburi kantor kae lo .. sing jalan menuju palmerah. ono toko benang, to .. lha nang kono kuwi aku biasane tuku peniti. aku wis suwe ra nganggo peniti, trus peniti-penitiku juga diilangke mpok cuci ..
8 November 2008 @ 9:37 am
hati-hati pakai peniti dan pakai dengan teliti agar tak kena peniti yang bikin nyeri. meski nyerinya tak seperti sakit ati.