Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

BI rate, suku bunga acuan

Sunday 6 July 2008 - Filed under asupan gizi

BI rate, suku bunga acuan.

saban bulan, bank indonesia alias bank sental mengkaji ulang kebijakan BI rate. taruh kata, BI rate saat ini 8,75%. maka dalam satu bulan ke depan arah semua yang berbau moneter, entah suku bunga bank, bunga pasar, atau bunga penjaminan, musti mengacu pada patokan BI rate. itu sebabnya, ini dinamakan suku bunga acuan.

dibilang suku bunga acuan atau patokan, ya karena BI rate memang sekadar petunjuk seperti apa gerangan kebijakan moneter yang akan bank sentral ambil. BI rate menjadi semacam gambaran tingkat risiko ekonomi yang tengah terjadi. Kalau BI rate tinggi, maka artinya risiko moneter tengah tinggi, pun sebaliknya. Kira-kira seperti itu.

kiblat penentuan suku bunga acuan di seantero dunia adalah suku bunga The Federal Reserve (Fed Fund). ini teh suku bunga di amerika sono. nah, pemerintah kita mau susah-susah meninjau ulang BI rate saban bulan ya karena BI berfungsi sebagai penjaga gawang moneter, terutama dalam mengendalikan inflasi dan nilai tukar. nah, satu-satunya instrumen yang bank sentral pakai adalah lewat kebijakan suku bunga, ya lewat penentuan BI rate tadi.

jika inflasi tinggi, maka peredaran uang meningkat. kalau sudah begini, BI pasti akan membuat patokan suku bunga yang tinggi juga. tujuannya sederhana, yaitu agar kelebihan likuiditas di masyarakat (uang beredar) bisa terserap. makanya, BI kemudian punya instrumen investasi yang namanya Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk menyerap kelebihan likuiditas itu. bunga SBI biasanya mengikuti BI rate dan menjadi alat bank sentral untuk menyerap likuiditas itu.

namanya juga suku bunga acuan, ini bakal menjadi patokan untuk suku bunga di dalam negeri. kalau BI rate tinggi, suku bunga bank baik tabungan, deposito maupun suku bunga kredit, juga akan naik. hanya saja suku bunga kredit biasanya akan melejit duluan, baru diikuti suku bunga dana (tabungan dan deposito).

makin tinggi BI rate, dana masyarakat makin betah nginap di perbankan, dan dana perbankan pun makin betah ngendon di SBI. nah, yang sering bikin gregetan, adalah saat Bi rate jadi layu aluas turun. pasalnya, bank bakal buru-buru merespon itu dengan menurunkan bunga tabungan serta deposito, tapi terasa begitu lambat dalam menurunkan bunga kredit. alasan yang paling jamak terlontar dari mulut para bankir adalah mereka butuh waktu untuk menyesuaikan bunga kreditnya. bah.

padahal kalau BI rate turun, yang ditunggu ya bunga kredit yang ikutan melorot. tahu sendiri lah, ekonomi akan bergerak bila bunga kredit berada pada level yang rendah. mereka bakal lebih mudah mendapatkan dana-dana murah perbankan sehingga usahanya makin efisien. tapi ya itu tadi, bank terkesan nanti-nanti mnurunkan suku bunga kreditnya.

Tagged: » » »

2008-07-06  »  femi adi soempeno