HRC, paparazi, bounty
Monday 1 May 2006 - Filed under friends from heaven + plesiran
dance floor.
seorang lelaki berhidung mancung melambaikan tangannya. “hallo … dance with me?” ujarnya. ia pun mengulurkan tangan, sembari menyebut namanya. saya sendiri tak bisa mendengar dengan jelas, siapa namanya. yang saya dengar, ia menyebut kata ‘lebanon’ dan ‘melbourne, australia’.
saya pun menjejak lantai dan menarikan kedua kaki saya. badan saya bergoyang seirama jemari disc jockey yang memainkan piringan hitamnya. lelaki lebanon-australia itu mendekat pada tubuh saya. saya mundur perlahan. dia mengajak untuk ke dance floor yang lebih tinggi. saya menolak. “hmm … sorry, i wanto to sit …” saya tahu, dia tampak ilfeel. tapi siapa yang peduli? matanya tak pernah lepas hingga saya duduk, dan bercakap dengan gentry, abang saya.
iya, saya berjoged dengan ditemani abang saya. saya malas berjoged sendirian. saya aman dengan ditemani gentry. setidaknya, tak sembarangan orang bisa menarik saya ke lantai dansa. di 66, saya juga jogedan dengan teman-teman saya. berbanyak. hingga keletihan sendiri dan memilih untuk duduk di beranda diskotik, dan berceloteh panjang lebar dengan piggy, teman saya.
kami berbicara soal lelaki tanpa kaos yang berciuman saat badannya bergoyang. ia berciuman dengan sangat mesra seraya memukulkan pipa fosfor ke tubuh lawannya. tangannya bengelus punggung hingga leher. ia mencium laki-laki.
kerongkongan terasa kering. tetapi long island di paparazi pun tak cukup bisa membuatnya lega. rasanya seperti minum es jeruk. hahaha …
lengkingan suara icha, rusli dan melly di HRC, ajakan berjoged di bounty, es jeruk di paparazi, dan ciuman mesra sepasang gay, rasanya sudah cukup memberi vitamin bagi jiwa saya. terima kasih!!!
2006-05-01 » femi adi soempeno