Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

buah naga

Monday 26 March 2007 - Filed under isu indonesia + kuliner

“betapa berharganya satu buah kata …”

ujaran itu terlontar dari lelaki ceking bernama muji. iya, namanya pak muji. saya mengenalnya sebagai kepala pembibitan dan pembuahan buah naga di kulon progo. lontaran itu terucap saat ia membandingkan usaha yang telah saya lakoni demi mencari jalan menuju tempat pak muji berdiri, dengan upaya serupa yang dilakoni oleh pejabat yang tengah mengunjunginya.

“dia ini tadi mencoba lewat situ (sambil menunjuk samping gubuk), terus nggak bisa, langsung mencoba ke sana, lewat sana 9sambil menujuk samping gubuk yang lainnya). padahal sebenernya bisa lewat ini. coba saja, kalau pejabat, mana mau lewat situ tadi. nggak mau becek. mereka teriak saja. kamu tidak kan, … betapa berharganya satu buah kata “ya” yang saya ucapkan tadi, yang kemudian kamu mencari sumber suaranya …”

pak muji bercerita pada dua tukangnya, yang kemudian ujaran sejenis juga diceritakan pada istrinya yang notabene adalah guru matematika saya dulu di sekolah menengah. saya memang terus membujuknya untuk berbicara meski ia menolak-nolak. “kalau setiap omongan saya dicatat, saya nggak mau omong lo!”

posisinya kian melemah saat saya bilang bahwa saya sering ke sendangsono. lebih lagi, saat saya menegaskan bahwa dulu lulusan sekolah santa maria di jogja. “istri saya mengajar matematika disana …”

woalah …

saya tahu, satu dua kata, satu dua kalimat. betapa berharganya sebuah kata. jejalin ini kian erat.

Tagged: » » » » » »

2007-03-26  »  Femi Adi

Talkback

  1. cyn
    26 March 2007 @ 5:26 pm

    kirain mo cerita ttg buah naga AKA dragon fruit hehehehe

    nice story anyway.. :-)