Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

menguji cinta

Friday 29 February 2008 - Filed under cerita cinta + renanda

melihat kejujuran?

ada tidak ya formula untuk menguji cinta?

sebuah jawaban saya dapatkan dari teman di seberang negeri. begini katanya. “untuk apa menguji cinta? jika teruji, apakah lalu bahagia. jika gagal uji, bukankah hanya duka semata. cinta jangan diuji, jeng femi… tapi terus terang, saya juga ngga bisa bilang cinta gampang dibaca, soalnya ada di dalam hati.”

sebenarnya saya hanya terusik dengan ujaran laki-laki dengan pjamas kotak-kotak merah yang berujar pendek, barusaja. “cuma ngetes kok hun,” katanya.

ehm.

barusan kami berbincang lama. iya. saya berbincang dengan laki-laki dengan pjamas kotak-kotak merah. terpekur saya terduduk di depan teras gedung kantor. saya menangis. aih. kenapa saya begitu mencintainya. iya, kenapa saya sangat begitu menyayanginya. sementara tetangga kubikel barusaja bilang, “dimana-mana fem, orang pacaran itu seneng-senengnya 20%, sisanya nangis-nangis!” uh, apa iya begitu? kayaknya enggak.

tapi sungguh, laki-laki dengan tawa nan renyah itu membikin saya menangis. di ujung percakapan, ia berusaha menenangkan dan melegakan saya dengan bilang, “cuma ngetes kok hun.” tapi saya tahu persis, perasaan saya tidak enak. hingga tudingan pertanyaan balik saya lemparkan padanya. “kamu mau apa dari aku?” dia berpikir sejenak, dan menjawab, “seluruhnya!” dan saya kembali bilang padanya, “oke, aku beri hidupku buatmu kalau begitu,” jawab saya.

gombal? mungkin iya. tetapi kali ini tidak. saya serius.

saya bertanya lagi padanya, “kamu bahagia punya aku, hun?” dia tersenyum, menganggukkan kepala dan menjawab, “bahagia!”

tidak, saya tidak sedang mengujinya. sebaliknya, dia yang menguji saya. buat apa ya? teman di negeri merlion itu menutup perbincangan kecil kami dengan bilang, “cinta itu tumbuh, dirawat dan ditumbuhkembangkan… ga kayak ulangan yang pakai ujian segala…”

iya, iya.

Tagged: » » » » »

2008-02-29  »  Femi Adi