Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

kurang regang

Wednesday 4 June 2008 - Filed under friends from heaven + isu indonesia + pal224

takdir membawa saya berjejalin dengan orang-orang batak.

sejak menghuni palmerah 224, tak lagi bisa dihitung berapa banyaknya orang-orang batak dan jawa yang membikin relasi batak-jawa ini mau tak mau harus menggelak bersama. utuh. tak tercuil. pun di kubikel kantor. jumlah orang-orang bersuku batak ini menggemuk.

perih tak bisa dihindarkan saat kami bertukar tutur. bertukar aksen. kami selalu terbahak kegelian.

seperti semalam, saat saya bilang, “mauliate … ” sontak, mereka terdiam. “aduh femi, bukan begitu bilang ‘mauliate’ … ” ujar rebecca. lalu bagaimana? “mauliate! e-nya kamu ini kurang regang, eeeeee …” katanya. lalu rebecca menuding saya yang keliru menirukan aksen dari ruth yang notabene orang batak-rantau yang lama tinggal di jawa.

lalu, bagaimana mengatakan ‘sama-sama’? katanya, tidak ada. lhah, bagaimana ini?

“bilang saja, ‘olo-olo’ …” ujar rebecca. wah, antik sekali kosakatanya. asing bagi telinga saya.

dan, melafalkan ‘o’ pun saya masih kurang regang.

olala … butet, butet!

2008-06-04  »  femi adi soempeno

Talkback x 3

  1. kang frater
    5 June 2008 @ 5:36 am

    Wah kayaknya diajeng Femi perlu berjejalin dengan orang Nigeria pasti tambah asyik, tambah PeDe dan tambah-tambah yang lain! He….he…he…dilarang marah lho!

  2. the writer
    5 June 2008 @ 7:40 am

    Wakakaka, jadi inget di bekas kantor lama (yang beralamat di Palmerah juga) memang banyak orang Bataknya. Jangan-jangan orang Batak di Jakarta memang suka nongkrong di Palmerah :)

  3. bram
    11 June 2008 @ 10:42 am

    wis gak gape ngomong batak ra po-po Fem .. sing penting doyan menyantap masakan batak sing uenak kae .. (ayo nang lapo :D )