rumput tetangga memang lebih hijau
Thursday 26 June 2008 - Filed under friends from heaven + ragam cuatan
perbincangan kami selalu hangat.
saya dan chris, seorang teman dari australia. obrolan kami tak jauh dari hidup yang remeh temeh. tentang senja yang ia bungkus di sydney, atau debu jakarta yang menebalkan kotoran hidung. tentang hati yang hancur karena lutut itu tak lagi bersimpuh seraya memberi kembang mawar berwarna putih, atau keinginan nakal untuk menyirami rumput tetangga yang ternyata lebih hijau.
ah, chris.
mendandani kebun. membikin kebun senantiasa hijau. mengembanginya. memberi pupuk … dan itu yang tengah kami bincangkan saat ini.
“di indonesia, kami selalu menyebutnya dengan; rumput tetangga memang lebih hijau … menarik bukan?” kata saya. dan ia pun tergelak. saya dengar, tawanya sempurna.
reriungan keluarga muda mengantarkannya pada rumput yang menghijau itu. sayang, rumput itu tertanam di halaman tetangganya. ”kamu punya ide bagaimana meninggalkan rumput hijau yang selalu disirami cahaya hangat si bola raksasa ini?” tanyanya.
duh, basa-basi sekali pertanyaannya.
karena, setiap ide saya terus ditolaknya. sampai saya menyerah dan bilang, “sudah ah, nanti kalau dia bosan menghijau, dia akan mengering sendiri kok …”
humh. chris, kamu membuat saya takut dengan laki-laki.
2008-06-26 » Femi Adi