Saturday 7 January 2012
-
Filed under
friends from heaven + kegemaran + pit-pitan
si dengkul letoy
kekuatan dengkul ini masih sama saja: payah.
perjalanan gowes ke bali tak menyisakan kekuatan yang berarti buat dengkul saya. saya masih saja tertinggal di belakang saat gowes di sekitaran cibubur/cimanggis/cikeas. dengan napas terengah. dengan anggukan tanpa ada kata-kata yang mencuat dari bibir saya. bahkan tersenyum pun saya butuh tenaga ekstra.
om heru dan sejumlah teman gowes yang lain sudah bolak-balik memberi kursus tidak singkat mengenai cara gowes yang tepat dan tak memboroskan napas. mulai dari pijakan kaki yang harus terus konsisten, genjotan yang harus ditenagai dengan kaki, hingga permainan tangan maupun bokong saat mengayuh sepeda. satu-dua berhasil saya serap, sementara saya masih harus mengusahakan sisanya.
saya masih saja tertinggal di belakang. ambil shortcut. sedikit curang.
Comments Off ::
Share or discuss
::
2012-01-07 ::
Femi Adi
Friday 6 January 2012
-
Filed under
cerita cidodol residence
saya mengingat kertas roti sebagai kertas minyak.
dulu, saat SMP, saya menggunakannya untuk nge-blat alias mencontek pola membatik. saya membelinya dengan harga yang cukup murah di toko roti. dibandingkan kertas kalkir, krtas roti jauh lebih murah.
esti, kakak saya, mencarinya.
ide menggunakan kembali kertas roti muncul setelah kami makan roti pannini di kopitiam oey di thamrin city. bakal terlihat keren bila membungkus sandwich dengan kertas roti, katanya. maklum, kami sudah letih mencari brown bag yang jamak digunakan untuk membungkus sandwich rumahan.
saya mendapatkan kertas roti di ingredients di bilangan psanggrahan. terimakasih untuk mas cipto yang sudah membisiki toko roti terdekat dari kebayoran lama.
warnanya putih, dalam bentuk gulungan. harganya 3,000 rupiah berisi dua gulung besar. tak hanya kertas roti, saya juga mendapatkan kertas gorengan. warnanya cokelat, untuk mengalasi tahu goreng dan tempe goreng. cihuy!
bikin sandwich yuk!
Comments Off ::
Share or discuss
::
2012-01-06 ::
Femi Adi
Thursday 5 January 2012
-
Filed under
isu indonesia
pintu masuk thamrin city, setelah angin ribut itu
pintu di balkon bergetar. esti, kakak saya, memeganginya. “biasanya tidak begini,” katanya.
hujan deras diluar. deras sekali. saya nyaris tak bisa mendapati atap gedung maupun rumah yang cukup tinggi yang bisa diintip dari lantai 15.
semuanya tertutup hujan, menyerupai kabut.
saya mendengar dan melihat air yang terus menggerojok terbawa angin, mengarah ke pintu balkon. pigura di dinding kamar juga sedikit bergoyang. suara air yang lain datang dari sudut ruangan.
“cari makan yuk!” kata saya, mencoba menenangkan diri, mengajak esti keluar dari apartemennya. tak lama, saya dengar suara pintu di unit sebelah ditutup.
saat mengunci pintu, air sudah masuk di koridor lantai 15 dari jendela di ujung koridor. apartemen, bisa juga banjir ya.
“anginnya sudah muter-muter sampe cosmo park,” kata tetangga unit, yang keluar sesaat sebelum kami keluar. ibu mertuanya menggendong bayinya yang baru berumur hitungan bulan.
kami turun lewat tangga darurat. kaki saya gemetaran. perasaan saya tak tenang.
sampai lobi, kami mendapati eternit di thamrin city rubuh. OMG!
Comments Off ::
Share or discuss
::
2012-01-05 ::
Femi Adi
Tuesday 3 January 2012
-
Filed under
cerita bumijo + friends from heaven
setelah satu tahun, saya menemuinya.
kami berpelukan hangat. tepat di sebelah telinganya, saya membisikkan maaf padanya. untuk pernyataan yang tak mengenakkan, setahun lalu. untuk permintaan yang berlebihan, setahun lalu. untuk tuntutan yang terlalu banyak, tahun lalu.
saya mengumpulkan keberanian untuk menemuinya, setahun ini. sungguh menyesakkan. kepulangan tengah tahun lalu tak membuat saya cukup punya nyali untuk menyapa.
pesan singkat yang terlambat, keterkejutan atas keterlambatan pesan singkat, dan pesan-pesa singkat yang berlanjut sesudahnya, membuat saya yakin, setahun ini sudah cukup untuk bersembunyi, menahan diri, menahan malu.
terimakasih. terimakasih.
saya mensyukurinya.
Comments Off ::
Share or discuss
::
2012-01-03 ::
Femi Adi