“indikator hujan romantis ki opo? bilamana hujan disebut romantis?” tanyanya cepat, melalui email. pertanyaan itu menyeruak usai saya bilang padanya, “Kalau hujan deres, aku engga usah dijemput. Kalau hujannya romantis, aku bawain celana mantelku, ada di lemariku, warnanya biru cerah.” ah, ya. saya memang senang mendefinisikan hujan rintik-rintik sebagai ‘hujan romantis’. sebaliknya, hujan yang sangat […]
Comments Off »
Read the rest
sejak kecil, saya percaya bahwa setiap imlek harus hujan. dulu, ujaran ibu pun selalu sama. “ini udah mau imlekan ya? pantes hujan terus …. besok kalau pas imlek, pasti lebih deras,” katanya. konon, dalam tradisi masyarakat Tionghoa, turunnya hujan pada malam Tahun Baru Imlek dipercaya membawa berkah untuk menatap kehidupan setahun mendatang. sebaliknya, jika hujan […]
Comments Off »
Read the rest
belakangan,jakarta diguyur hujan tiap pagi, tiap hari. sudah sampai depan pagar rumah sewa, eeh, gerimis. mau engga mau, saya harus kembali untuk mengambil payung. usai keluar lagi, eeh, engga gerimis. duh. ya beginilah. hujan datang engga diundang. secara engga sadar, saya sering mengeluh, kenapa mesti hujan. tapi kalau engga hujan,pun saya sering mengeluh kepanasan. humh. […]
Comments Off »
Read the rest
siang ini hujan menggerojok jakarta selatan. persisnya sampai mana saja, entah. lantai dimana kaki ini memijak, sangat dekat dengan langit. gemuruhnya membikin kuping ini bergetar. saya tahu, saya sedang dekat dengan bibir langit yang menggerojokkan air hujan itu. saya sebentar mengintip dari jendela. beberapa burung beterbangan dengan tergesa-gesa. seperti hendak mencari dahan pohon yang bisa […]
1 comment »
Read the rest