petasan sudah di sulut. saya sudah mendengar bunyi genderang dan tetabuhan lainnya di depan rumah. menyenangkan. ada musik padang pasir di pagi hari. saya, belum mandi, meneruskan membaca koran hingga tertidur; pulas oleh alunan padang pasir itu. mereka menikah. iya, anaknya tetangga saya. saya tak menggerutu. sebaliknya, asik dengan reriuhan macam begini. setidaknya, saya masih […]
Comments Off »
Read the rest
pagi tadi, pintu rumah saya diketok orang. saya masih acak-acakan. masih membalut tubuh dengan selimut, keluar membuka pintu. beberapa waktu lamanya saya membiarkannya mengetok, rupanya tetep keukeuh mengetok. tetangga saya, rupanya. “saya mau pinjam halaman untuk taman, sabtu ini,” katanya. saya yang masih setengah tidur, kebingungan dibuatnya. setelah kalimatnya makin jelas, barulah saya mengerti. sabtu […]
Comments Off »
Read the rest
Comments Off »
Read the rest
nyawa ini punya siapa sih? saya mulai bertanya-tanya sendiri, setidaknya pada saya. dan saya belum menemukan jawabnya juga. saat tubuh tergolek sakit dan nyawa disokong oleh peralatan yang sedemikian canggihnya agar jantung tetap mendetak, siapa yang bisa menentukan untuk tetap plugged atau unplugged? si empunya hidup belum menentukan kesembuhan atau kematian untuknya, dan raga tetap […]
Comments Off »
Read the rest