Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

recehan untuk pak polisi berpelat B 4270 VC

Friday 15 October 2004 - Filed under isu indonesia

stasiun pasar senen, 8.00

sebuah bus nangkring di depan stasiun pasar senen. ngetem. nungguin penumpang. bus itu ada di situ sekitar 10 menit, tapi belum juga penuh. bus tetep aja ngetem. sebuah motor berpelat B 4270 VC berhenti di depan bus. pengendaranya adalah seorang laki-laki berseragam polisi. tampangnya mirip da’i bachtiar, tapi juga mirip pelawak jojon. ekor motor polisi menghalangi bus untuk melaju. bus pun menghindari ekor motor demi tidak menabrak motor polisi. si polisi pun turun dari kendaraannya, dan berteriak, “Turun dulu!”

si kernet bus turun dari pintu belakang. di tangannya, ada recehan kertas ribuan yang siap digenggamkan di tangan polisi. “Gimana sih, ngelanggar aja terus!” kata si polisi. si kernet pun menyahut, “enggak … tadi buru-buru ajaaaa …” sambil berusaha menelisipkan recehan kertas ke tangan pak polisi. tapi si polisi enggan menerimanya. sambil mencopop helemnya, si polisi berteriak, “rokok!!! rokok!!! kalau enggak, saya tangkap nanti, nglanggar ajah… saya tangkap!!!” si kernet pun berlari-lari mencari rokok. sebungkus a mild sampoerna diulungkan ke pak polisi, dan oleh pak polisi langsung diselipkan di balik seragam di bagian perut gendut pak polisi.

“mbak, dia ga malu sama seragamnya yah!” ujar seorang bapak tua bersandal jepit dan berbaju belel, kepada saya.

itulah lingkaran kejahatan ringan di lingkungan kita. siapa yang ngelanggar, siapa yang ngerasa dilanggar. siapa yang berniat menyuap, siapa pula yang doyan disuap dan terang2an minta suap. duh pak polisi … lebih baik tanggalkan dulu seragamnya kalau ingin memalak masyarakat. atau, justru seragamnya yang menjadi tedeng agar bisa lebih leluasa memalak?

Tagged: » » »

2004-10-15  »  femi adi soempeno