asvi warman adam
Wednesday 23 March 2005 - Filed under asupan gizi + friends from heaven + isu indonesia + tokoh
Femi yang baik,
Saya di Leiden Februari-April 2005, biasalah soal pelurusan sejarah yang tidak pernah lurus-lurusnya. Medio April ini, Atnike dari Elsam dan Dewi dari LPKP akan ke Bld setelah pulang dari Geneva. KIta harus tetapberjuang (berusahalah) apa pun hasilnya.
Salam dari Leiden,
Asvi
NB Saya bersama istri di sini, sedangkan putri saya sudah kuliah tahun kedua FISIP UI jurusan komunikasi. Ia ingin jadi pembuat iklan (copy writer) . Mungkin ada lowongan itu di KONTAN ?
pagi ini saya menemukan surat dari pak asvi warman adam, sejarawan kelas kakap indonesia yang konsen pada 1965/1966. baca surat beliau yang kayaknya jengah dengan kebebalan masyarakat indonesia yang masih anti terhadap mereka yang dilabeli PKI. “bicara soal pelurusan sejarah yang tidak pernah lurus-lurusnya …” begitu ungkap beliau.
saya mengenalnya sudah lama, sejak saya masih mahasiswa. saat itu saya ‘mendapatkan’ beliau dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh teman-teman eks tapol 1965/1966, di jakarta. pertemuan yang singkat itu membawa saya pada pertemuan-pertemuan berikutnya, mengenal pak asvi lebih dekat. malah, saya empat bertandang ke rumahnya di bilangan pondok gede untuk konsultasi skripsi saya.
beliau orang padang, seperti layaknya sejarawan indonesia besar lahir dari sana hehehe (ini klaim saya sendiri, atau memang demikian kodratnya?). beliau memiliki satu putri, anak semata wayang, perempuan. setahu saya, beliau keukeuh dengan konsentrasinya pada sejarah 65/66. entah, ketahuannya yang mendalam soal sejarah indonesia ini apakah menular pada putrinya.
beliau cukup terbuka dengan asumsi apapun yang berkaitan dengan 1965/66. meskipun tidak pernah keluar dari pakem yang ia bikin sendiri soal 65/66, tapi beliau tidak pernah menghajar atau menghantam versi lain dari sejarah tersebut. beliau bukan sejarawan yang meletup-letup, tetap adem dengan gaya bahasanya yang detil dan tak ingin ada satu keterangan soal 65/66 yang terlewatkan dalam setiap statementnya.
saya ingin bertemu dengannya lagi.
2005-03-23 » Femi Adi