Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

pabrik tegel kunci, jogja

Tuesday 26 April 2005 - Filed under cerita bumijo + tokoh

Mbak Femi,
pabrik ubin masih terus berproduksi. Kapan Mbak perlu ubin? Nanti saya bikinin.
Salam Phönix, Bernie

namanya bernie liem. seorang perempuan yang sudah berumur dengan guratan garis lembut di wajahnya. tampak, dia bukan seorang bersuku jawa. mmm … tapi saya tak ingin menuliskan soal suku atau sesuatu yang berbau ras lainnya. saya hanya ingin bercerita soal pertemuan saya dengan ibu bernie.

beliau cukup ramah. senyumnya selalu mengembang dalam setiap sapanya. sepertinya, semua orang yang lebih muda yang ditemuinya, dianggapnya seperti anaknya sendiri. tutur katanya halus, menunjukkan bahwa dia adalah ‘orang jawa’. bahkan, bahasa jawa krama hinggal saya mungkin kalah hinggil dengan beliau. bisa dibayangkan, bagaimana sosok perempuan itu.

dulu, saya selalu mengamati rumahnya. maklum, rumahnya cukup ‘nyolok moto’. ada di jalur utama ruas jalan di Jogja, di jalan jendral sudirman. rumahnya tergolong rumah tua. di bagian atas dinding bagian depa rumahnya,tertera tulisan ‘phoenix’. tak bisa disangkal, ia adalah si empunya hotel phoenix di jogja.

hingga saya punya kesempatan untuk mengintip bagian dalam rumahnya yang lapang. nyaris, tak ada yang ‘baru’ disana. perabotnya juga lawas. saat itu ada acara pertemuan untuk mempersiapkan hajatan besar acara konservasi bangunan lawas di jogja. kebetulan, acara ngobrol ngalor-ngidulnya di rumah ibu bernie. semua yang datang adalah anak muda, dan dengan leluasa bisa menilik setiap detil rumah di bangunan itu.

kemudian saya baru mengetahui bahwa keluarga ibu bernie juga pemilik pabrik ubin ‘kunci’ di jogja. pabriknya ada di daerah pathok. saya mengetahuinya saat menggarap film mengenai arsitektur indis. tak diragukan lagi besarnya kontribusi pabrik tegel kunci itu terhadai sejarah arsitektur indonesia dan belanda pada masa itu.

ini pula yang membawa kaki saya menuju rumahnya dan berniat untuk menulis mengenai pabrik tegelnya. (ada di tulisan lain yah!)

dan serat elektronik pun menghubungkan saya dengan ibu bernie dua tahun terakhir ini, sejak tahun november 2003 silam terakhir bertemu dengan beliau. tentu saja, saya masih mengingatnya sebagai seorang ibu yang ramah, baik, bersahaja dan … peduli terhadap bangunan lawas di indonesia.

Tagged: » » » »

2005-04-26  »  Femi Adi