gelisah
Monday 18 July 2005 - Filed under friends from heaven + ragam cuatan
seorang teman barusaja bertutur tentang kegelisahannya.
tapi ia sesungguhnya tidak tahu, apa akar kegelisahannya itu. “aku rasanya berdiri di tempat yang tidak tepat, dimana aku harus memilih …” katanya. owww … begitu to. gitu aja kok repot!
saya juga pernah gelisah, bung. saat itu target pengerjaan skripsi saya hanya sebulan meski pemred saya memberikan kelonggaran waktu buat saya, asal skripsi selesai. tapi ternyata nggak sesimpel itu. denyut jantung ini rasanya berdegup lebih cepat selama 3 bulan menggarap skripsi. takut, cemas, kalau-jkalau skripsi nggak kelar juga. 3 bulan saya lalui dengan kegelisahan yang sempurna. sangat sempurna. “ayo, jalan-jalan cari siomay,” hibur yani, sahabat baik saya. dialah yang bisa sejenak mengusr rasa yang tidak nyaman itu setiap saya mengeluhkan ketakutan saya soal toga yang didepan mata.
kegelisahan lain adalah saat saya kehilangan (mantan) pacar saya. hilang? yups. dia menghilang dengan tiba-tiba. tak ada ucapan selamat tinggal. tak ada sapaan hangatnya lagi. hanya sebuah pertanyaan kecil yang tak pernah saya jawab: apakah saya mau berpindah agama untuk menjadi seorang muslim. wow. sebejat apapun saya, jangan harap saya memindahkan lutut saya untuk bersimpuh di masjid. well … kegelisahan yang ini juga sangat sempurna. sangat-sangat sempurna. saya melewati klimaks kegelisahan saya dengan menangis semalam. paginya, saya berhasil bangun dengan perasaan hampa meski kegelisahan itu lenyap.
kegelisahan bulanan juga kadang menyergap tiba-tiba. duit pas. tapi bill telepon, listrik, air, arisan, kartu kredit … bisa bayar nggak yah? tapi selalu saja ada jalan untuk bia membuat rasa gelisah itu hilang. ada aja duit yang bisa buat bayar … hehehehe …
begitu. jadi. usah gelisah, teman …
2005-07-18 » femi adi soempeno