pasti, hari saya bakal terasa lain
Thursday 13 April 2006 - Filed under friends from heaven + kubikel
pada siang yang berkeringat, saya mengenalnya.
dia datang dengan cerita soal perkenalannya dengan customer service bank BCA. perempuan baru yang manis yang barusaja dikenalnya, memberikan nomer ponselnya untuknya. darinya saya mulai belajar bagaimana menembus nara sumber.
iya, dia adalah abang. abang yang saya kenal tiga tahun silam. saya mengenalnya sejak masuk dan bekerja di pabrik kata-kata ini.
celoteh panjang lebar dengan disertai kedipan binar matanya, mengabarkan pada saya bahwa dia bukanlah wartawan yang alim, yang hidup dengan rel yang sudah ada. … dan benar. hingga akhirnya, saya kerap memencet 1607 untuk mengajak membuka botol di halaman belakang kantor, atau di wine lounge di kemang. atau sebaliknya, abang yang nakal ini mengajak ke barito untuk mencecap bubur ayam dan membungkus pulang mendoan.
tapi masanya sudah akan berganti. besok, saya akan kesulitan mencari jeda untuk berbicara banyak dengannya hingga larut malam. besok, saya akan kesulitan mengajak menikmati bubur barito dan mendoan. besok, saya akan kesulitan menyeretnya ke kemang dan minum seteguk-dua teguk —-istilah yang paling saya benci darinya —- wine di Vin+. besok, saya juga akan kesulitan menemukan surprise darinya saat dia menjemput saya di sebuah senja di jogja.
will miss you and your naughties …
(ps: lihat, senja di sana tampak menggurat indah. saatnya pulang ke jogja dan mencuci udara sore di jogja. ikut? hmmmh … nggak bisa ya. ya sudah. tak apa. o iya, ikan bakarnya enak, tapi menjadi nggak enak karena saya nggak akan bisa menjumpaimu besok pagi di kantor. “iya, suasananya tetap kroso ‘lain’ ya. eniwei, kan masih ada pertemuan di kemang …” begitu katamu di sms kemarin. aish … you bring tears in my eyes, actually!)
2006-04-13 » femi adi soempeno