sehari bersama paimun
Monday 4 September 2006 - Filed under cerita bumijo + friends from heaven
p a i m u n
namanya paimun. sesungguhnya, namanya martinus dwianto, dan seharusnya dipanggil anto. kebiasaan masa sekolah menengah yang memanggil nama ayah ketimbang nama asli, membuat teman-teman hingga kini mengenalnya dengan nama paimun.
suatu hari, saya ke rumahnya dan mengetuk pintu depan. saya bilang, mau mencari paimun … duh, sungguh saya lupa bahwa paimun adalah nama bapaknya! tapi tetap saja tercetus memangil “mun …” dan “mun …”
tinggi
gagah
kokoh
atletis
ya, begitu kira-kira poin tambah bagi lelaki bujang bernama paimun ini.
rambut lurus belah tengah
doyan minum alkohol
memacari pacar orang
berbibir seksi nan tebal
pandai menghibur orang
genap kan?
semasa sekolah di de britto, konon paimun dikenal sebagai benchmark alias standar bagi murid-murid lainnya. ibarat kata, kalau paimun naik kelas, berarti semuanya naik kelas. sebab itu, ia juga dikenal sebagai anak yang peruntungannya paling besar. awalnya diprediksikan tak naik kelas, eh, dia naik kelas. awalnya dituding tak bakal punya pacar cantik, eh, banyak perempuan cantik yang naksir. repot dah …
jabat persahabatan dengan paimun cukup hangat. teman sakit, dirawat. teman sedih, dihibur. teman ingn jalan-jalan, ditemani. pendeknya, bila disuruh memilih teman atau pacar, yang dinomorsatukan dalah teman.
dan kemarin seharian saya bersamanya. mencecap hangatnya jogja di pagi hari. menabrakkan kendaraan pada pantat truk. menggantang kulit dibawah terik matahari. ngadem sebentar di gedung ber-AC kencang. belanja pakaian. sarapan sate kambing di pinggir kalimambu. santap siang ayam goreng. memamah rotiboy.
dan pulang.
seharian. sehari bersama paimun. berbagi tawa. berbagi pisuhan jorok dan kotor. saling memperlakukan sebagai sahabat dan saudara.
terimakasih. semoga bulir kasih persahabatan ini tak akan purna. saya tahu, diluar sana, tak bisa saya jumpai paimun-paimun lain.
2006-09-04 » femi adi soempeno