dua porsi rica-rica B1 dan sepiring pasta menemani obrolan saya dan seorang teman. kami berbincang soal hal remeh temeh yang tak penting dan nggak mutu. soal hati saya yang berkeping-keping. soal perempuan yang di absen-nya setiap malam. soal merapi yang masih menyisakan debunya. soal lelaki yang tak menemui ujung hatinya. soal perempuan yang tengah duduk […]
Comments Off »
Read the rest
p a i m u n namanya paimun. sesungguhnya, namanya martinus dwianto, dan seharusnya dipanggil anto. kebiasaan masa sekolah menengah yang memanggil nama ayah ketimbang nama asli, membuat teman-teman hingga kini mengenalnya dengan nama paimun. suatu hari, saya ke rumahnya dan mengetuk pintu depan. saya bilang, mau mencari paimun … duh, sungguh saya lupa bahwa […]
Comments Off »
Read the rest
saya memanggil ayah saya dengan beragam panggilan. kadang ayah. kadang bapak. kadang babe, atau lebih sering saya singkat dengan sebutan be saja. kadang daddy, atau dad. bagi ayah saya, beragam panggilan itu tak membuatnya risih. yang penting, saya tak sekadar mencolek atau njawil untuk membicarakan sesuatu. dan, saya masih menghargainya sebagai orang tua yang saya […]
Comments Off »
Read the rest