Kunci mas mawot
Sunday 15 October 2006 - Filed under friends from heaven
femi dan deon, sibuk bekerja, reportase di lapangan, menulis di kantor.
sabtu terakhir di Jakarta. mau ngapain ya? tentu dong, membereskan beberapa pekerjaan sebelum mudik ke Jogja rabu nanti. ada sederet pekerjaan yang tertunda (belakangan, femi rajin menunda pekerjaan!). misalnya, reportase di jpc kemang, dan menulis soal kamera digital. sebenernya nggak harus reportase. tapi …. reportase ah!
kendaraan pinjaman dari kantor kami lajukan ke kemang. ya, saya ditemani deon untuk bertanya soal kamera DSLR yang tengah saya tulis. mm … untung banget, jpc kemang sebelah menyebelah dengan vin+. hehe .. tahu sendiri! kami ke kemang dari radio dalam lewat cipete. ehm, tepatnya sih kesasar.
usai reportase, makan nasi campur manado di senayan, dan ke kantor. seharian, saya asik membangun rumah maya, chat dengan beberapa teman, telepon beberapa narasumber, membuat janji temu sebelum pulang kampung dan menulis. beberapa cangkir teh pahit hangat mendetoks racun makanan serba-haram yang barusaja masuk ke tubuh.
malamnya berencana ke gereja di Blok B. tapi … besok aja deh. jam 20.00 cabut dari kantor dan ke radio dalam.
aan, febi, bimo, masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri.
aan ada rapat dadakan dengan pejabat grand indonesia dan djarum. tentu saja, rapatnya di grand indonesia. hehe … febi jalan-jalan ke mangga dua, berburu suvenir untuk menikah bulan depan. sedangkan bimo sibuk menyelesaikan fase satu program yang dibikinnya.
kami bertukar kabar lewat ponsel. soal keberadaan kami. soal janji temu yang hendak dibuat malam nanti. soal kepastian makan-makan esok hari. soal bualan-bualan semu untuk menutupi kesepian. … hallah …
mawot dan dodid, di radio dalam, mencari kunci yang hilang, merekonstruksi sejak masa kedatangan.
saat saya dan deon di jpc kemang, mawot mengirimkan pesan pendek untuk deon melalui ponsel. ia kehilangan kunci. waks. kami tak tahu sama sekali.
mawot tak bisa menyembunyikan kegelisahannya. kunci. ya, segepok kunci itu hilang. tak berjejak. tak berbekas. tak meninggalkan aroma. tak bisa di miskol.
mawot merekonstruksi sejak kedatangan. memperagakan gaya tidur di kamar aan. membaca di kamar dodid. “kunci ada di sebelah kanan … ” ujarnya sambil menunjukkan posisi dimana kunci biasa tergeletak: persis di sebelah kanan badannya. tapi? mana kunci itu?
makan tak enak. tidur tak nyenyak. gelisah. ah, kayak kehilangan pacar aja. kehilangan pacar aja nggak sampe segitunya!
sementara dodid juga ikutan bingung, bimo datang dan ikut bingung juga, dan febi datang untuk ikut bertany-tanya juga.. sayangnya, kunci tak juga ditemukan.
saya merogoh saku. ada kunci. eh, tapi itu kunci saya sendiri. sebentar-sebentar … lho, kok kunci hijau kodok milik saya tergantung di locker. berarti, kunci di saku celana saya?
ya, itu milik mas mawot. maaf ya mas.
2006-10-15 » femi adi soempeno