bahu saya pegel pegal banget. barangkali, karena terlalu berat menyandang beban hidup. bayangkan. satu ransel besar berisi notebook plus perangkatnya, beberapa buku dan pakaian, boneka teddy bear dan cemilan. selebihnya di tangan menjinjing satu tas kresek berisi oleh-oleh dan empat botol air mineral masing-masing berukuran 1 liter. whush … capeknya! belum lagi perjalanan dari jogja […]
Comments Off »
Read the rest
2006-10-28 ::
femi adi soempeno //
kubikel
Kembali ke Jakarta
saya sudah melabuhkan sampan saya kembali. di Jakarta. ya, saya sudah melabuhkan sampan saya kembali di Jakarta. tali sudah saya ikatkan ke dermaga. perahu tak akan berlarian jauh kemana. hanya di sekitar jakarta. semua isi perahu sudah saya angkut keluar. notebook. tape recorder. catatan kecil. handphone. pulpen. kartu pers. saya juga sudah membungkus senja untuk […]
Comments Off »
Read the rest
2006-10-25 ::
femi adi soempeno //
pal224 + ragam cuatan
Memorial Wall
Dinding di kamar kos saya bisa bercerita banyak hal. Semuanya memuat kenangan yang mengendap dengan teman-teman, abang dan juga ayah. Sesekali, saya ingin memanggil kenangan itu kembali, memunculkannya dalam benak dan melarutkannya dalam gelak maupun haru. Beberapa peristiwa yang terjadi belakangan adalah deretan kalimat yang tak pernah memiliki ‘titik’ sebagai penanda berakhirnya kalimat tersebut. Iya. […]
Comments Off »
Read the rest
mbenduk … mblenduk … “bukan mblenduk … tapi blenduk!” tegas deon. uwh. iya, iya. namanya juga lidah Jawa. bilang bandung tetap saja mBandung. bilang bantul ya mBantul. nama gereja ini gereja Blenduk lantaran bentuk kubahnya yang seperti irisan bola, maka orang mengatakan ‘mblenduk’. gereja yang kini dihuni untuk umat protestan ini dibangun pada tahun 1750 […]
Comments Off »
Read the rest