Sudah satu tahun
Wednesday 1 November 2006 - Filed under friends from heaven + isu indonesia + kegemaran + kuliner + plesiran + ragam cuatan
“kapan ya kita terakhir ketemu?”
“sebelum pernas. pernas itu bulan November … ya, berarti oktober tahun lalu! hah … sudah setahun!”
“owh …!”
namanya sigit. ya, kepanjangannya sih saya tak pernah tahu. ehm, tepatnya … lupa! kami bertemu tahun 2003 dalam sebuah acara kaum muda yang diadakan oleh keuskupan agung jakarta. waktu itu, ada pelatihan jurnalistik. saya pesertanya dan sigit menjadi salah satu panitianya.
semalam saya bertemu dengannya. di gultik bulungan, kemudian ke burger blenger. kami mencacah malam dan menyesalkan niat yang muncul dan tenggelam. ya, saya jarang muncul dan terlalu lama berdiam. rupanya jogja sudah cukup menyibukkan saya di ujung minggu. belum lagi, pekerjaan di kantor yang terus mengejar pergantian senja.
“kamu waktu itu terus menghilang …”
“iya … kerjaanku banyak. sebulan bisa bikin tiga edisi, untuk reguler, edsus dan majalah. bagaimana aku bisa membagi untuk yang lainnya?”
“kamu ditanyain awi tuh … kok ngilang aja …”
“iya … iya … minta maaf!”
menggelayutkan senja di pojok kuningan. berteduh di bilik tetangga yang gelap nan kotor. nasi goreng di hamparan lapangan rumput mega kuningan. membagi kerja. pecel lele belakang hotel melia. menulis dan menyalakan semangat menulis. bersama sigit, saya berusaha mengingat semua kekonyolan yang terjadi diantara saya-sigit-awi-thomas dan teman-teman gereja lainnya. memanggil ingatan yang sudah lama saya simpan.
“kemarin milis sepi. lalu awi posting tentang ‘marina’ kita di tebet. ingat?”
“hahahahahahahaha … marina! ya ya … aku inget …”
marina memang sudah menggoda malam. kerling nakal kehijauannya meliuk bersama dengan tarian lelaki tua berjambang kasar, seiring dengan alunan dangdut yang memanas. marina. marina. marina. kami, saya-awi-thomas-sigit melarut dalam gelak. membagi hangat persahabatan. sejenak melupakan beban pekerjaan. bersama dengan mereka, saya selalu merasa dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki semangat menulis dan semangat bekerja yang tinggi. saya tak pernah berusaha melupakan bagaimana hangatnya jejalin persahabatan kami.
terimakasih. terimakasih. tak terkira rasa terimakash saya muntahkan saya untuk segenap jejalin kita. tak terasa ya, sudah genap satu tahun saya dan kamu, iya, kamu yang punya ledakan tawa paling renyah, dan juga kamu, yang punya joke paling garing soal transeksual-biseksual-metroseksual, tidak berbagi udara sore nan sejuk dan mewarnai pelangi seperti yang sering kita lakukan dulu di kelokan kuningan.
tiba-tiba saja saya merasa saya ingin mereka ada disini. duduk bersisian berbarengan. menggelakkan ketololan dan menangisi kekonyolan.
terimakasih ‘git. awi … apa kabar? thomas … sudah menikah?
2006-11-01 » femi adi soempeno
1 November 2006 @ 10:39 am
Rasanya ingin kutimang malam bersamamu. Malam yang basah disiram air dari langit sejak awal senja tadi. Rasa gembira meloncat riang dari bilik hatiku saat kau menyapaku setelah setahun kita tidak bertemu dan mengalami kemarau sapa. Fe, aku masih ingat saat kau bunyikan ponselku saat kamu lagi berada di perut kereta yang menjalar ke arah Timur. Semenjak itu, kamu terasa jauh, bak mengembara di negeri seberang. Gerimis tadi malam turut merayakan perjumpaan kita kembali. Dengan penuh keyakinan dan hati berkobar, aku menyapamu sebanyak tiga kali sebelum tubuh kita ditelan sebuah gedung. “Kamu sekarang cantik. Cantik sekali!” kataku sampai tiga kali. Dan…tak lama kemudian, aku baru sadar bahwa aku tidak sedang memakai kacamata. Kacamataku sedang aku bersihkan dari bercak air hujan. Hue he he…..Tapi Fe….