Rambak
Sunday 19 November 2006 - Filed under friends from heaven + kuliner
dulu abang sering bawa rambak.
di meja pojoknya, abang diam-diam mengunyah kulit sapi yang digaringkan ini. aha! ketahuan juga sama saya. saat saya terlihat rajin mengunyah, abang membawakan sekantong plastik besar. katanya, itu dibelinya dari warung kecil di cililitan sana. waduh, jauhnya.
lama tidak makan rambak dari abang. tapi pagi tadi saya mendapatkannya. dari mbak sum, penjual sayuran di depan kosan. harganya Rp 2.000 per bungkus. tapi, rasanya tak seenak dan serenyah rambak dari abang. atau, sesungguhnya enak tidaknya rambak memang harus dilihat dari siapa rambak itu berasal?
2006-11-19 » femi adi soempeno