kemarin pagi, saya melihat dia di ujung sana. iya, dia tengah sibuk menggosok mata panahnya. agar lebih tajam. agar lebih meninggalkan gurat yang dalam. sejak kemarin saya sudah melambaikan tangan padanya. ah, bukan, bukan. bahkan sejak tahun lalu saja menungguinya. saya setia duduk di beranda rumah. melihatnya mengasah mata panah. melambai padanya. dia hanya mengangguk. […]
Comments Off »
Read the rest
pagi-pagi abang menelpon. ia batal dipindah ke perancis. saya jejingkrakan, berteriak kegirangan. dari kejauhan, abang tahu bagaimana saya meningkahi kabarnya. “nanti aku hanya pulang sebentar untuk merayakan natal. sesudahnya, pulang kemari lagi,” ujarnya. ia masih juga memamerkan suaranya yang bersahaja. abang. semoga saja itu bukan kabar kabur. semoga saja itu bukan cara abang untuk melepaskan […]
Comments Off »
Read the rest
mister, masih suka semangka? lihat apa yang saya temukan buat kamu, mister. iya, gelas tinggi yang mampu mempat jus semangka yang kamu bikin. gelas ini saya bungkus dari toko pecah-belah di kota saya, jogja. kapan ya gelas ini saya berikan langsung ke tangan kamu? mm … mungkin bulan depan, mungkin tahun depan. entah … (iya, […]
Comments Off »
Read the rest
2006-11-14 ::
femi adi soempeno //
cerita cinta + renanda
Sini, kesini sayang!
sini sini … kupegang keningmu. boleh ya kuusap. sebentar saja. aku hanya ingin memastikan bahwa dahimu tidak terlalu berkerut. hmm … kamu sudah berpikir terlalu banyak. mungkin kalau dibayangkan, isi dahimu itu seperti jalan sudirman yang macet usai jam three in one. semua kendaraan sibuk berlalu-lalang. tak ada yang mau mengalah. semuanya mau jalan duluan. […]
1 comment »
Read the rest