Senyum abang
Sunday 17 December 2006 - Filed under friends from heaven
senyum abang menutup malam.
coba lihat ke atas. gelap dan tak ada satu terang pun muncul dari kejauhan. mungkin, seperti itu ya hatimu saat ini, bang. pendarannya sedang tanggal. cahayanya bersembunyi. kamu jangan murung ya, bang.
kalau saya bisa mendatangkan bulan, pasti akan kudatangkan untuk mengganti bintang. sore tadi, sebenarnya saya sudah memesan satu bintang buatmu. biar ada garis lengkung yang tercipta dari bibirmu. saya sudah menelpon. saya sudah mengirim faks. saya sudah mengirim email. tujuannya sama: agarsi pemilik gulita tak lalai dengan bintangnya.
saya juga sudah membungkuskan beberapa buah senyum dan satu toples rasa bahagia buat abang. saya juga tak lupa mengusungnya ke bawah, saat abang menjemput tadi. mmm … memangnya abang taruh dimana tadi, kok senyum dan rasa bahagia itu belum tertempel dengan sempurna?
saya ingin abang tersenyum. sedikit saja. biar letih dan capainya terusir sejenak. bukankah abang-abangnya femi dua puluh satu kali lebih tampandi belakang sunggingan bibir?
lain kali saya bertandang lagi. tanpa jemputan dan antaran. eniwei, terima kasih. senyum abang sudah menutup malam.
2006-12-17 » femi adi soempeno